SOLOPOS.COM - Bayu Ratna Dhini, pemilik DB Leather, menunjukkan tas kulit jumputan air yang dipamerkan di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (2/12/2017). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Tas kulit jumputan air karya perempuan ini tergolong istimewa

Harianjogja.com, JOGJA-Bergelut di dunia kerajinan membutuhkan daya kreasi dan inovasi yang tinggi, terlebih di Jogja. Bayu Ratna Dhini, perajin tas dan dompet kulit dengan lebel DB Leather mengakui hal itu. Banyaknya kompetitor serta adu kreasi yang selalu terjadi di Jogja menuntutnya untuk dapat melahirkan produk yang berbeda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Diakuinya, warna tas dari kulit yang ada selama ini terkesan monoton. Kebanyakan adalah cokelat. Empat bulan lalu, tercetus ide untuk membuat tas kulit dengan mengolaborasikan beberapa warna dalam bentuk lukisan abstrak.

“Inspirasinya dari teknik kain jumputan dan shibori,” kata perempuan yang akrab disapa Ayu ini saat ditemui Harianjogja.com dalam pameran UMKM di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (2/12/2017) lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Teknik baru tersebut ia namai dengan jumputan air. Dalam istilah di Turki juga disebut dengan Ebru. Meski pembuatannya dibutuhkan waktu yang lebih lama, tetapi teknik yang dilakukan tidak terlalu sulit.

Untuk proses pewarnaannya, Ayu menuangkan air ke dalam baskom. Ia mencampurkan beberapa tinta warna ke dalam air kemudian ia buat goresan-goresan atau melukis agar warna-warna itu menjadi berbentuk. Tahapan inilah yang disebutnya dengan melukis dalam air.

Setelah itu, ia memasukkan kulit ke dalam air yang telah dilukis itu sehingga warna-warna yang telah dilukis abstrak menempel pada permukaan kulit. Tahapan selanjutnya adalah meniriskan kulit, pengeringan, sampai finishing.

Kelemahan dari tas jumputan air tersebut adalah tidak dapat diproduksi secara massal. Namun bagi Ayu kelemahan itu justru menjadi cara agar produk barunya terkesan eksklusif karena diproduksi terbatas atau limited edition.

“Kalau massal malah enggak bisa jual lebih tinggi karena saingannya ketat. Kalau gini [produksi jumputan air] kan aku bisa matok harga sendiri,” tuturnya.

Ia mematok harga tas jumputan air dengan harga Rp1,1 juta.
Dibandingkan produk sebelumnya, terdapat selisih sampai 30% di bawahnya. Ayu mengklaim produk tas kulit jumputan air miliknya merupakan kreasi pertama di Jogja, bahkan di Indonesia.

Ia berencana menjadikannya sebagai produk unggulan di DB Leather. “Produk sebelumnya yang agak polos tidak saya tinggalkan. Cuma, yang akan saya bikin ready stock yang jumputan air ini,” tuturnya.

Masa percobaan sampai sebulan telah membuahkan hasil. Produk baru DB Leather itu berhasil menjadi magnet pemikat bagi konsumen dari luar negeri, seperti Brunai Darusalam, Singapura, dan Inggris. Konsumen dalam negeri pun sudah melirik produk ini.

Pameran di JEC pada Sabtu pekan lalu menjadi pameran pertama untuk produk barunya. “Tanggapannya bagus, tadi sudah ada pembicaraan dengan Carrefour untuk pasang di sana. Apalagi sekarang pemerintah juga sedang berpihak pada UMKM ya jadi di pusat perbelanjaan ada sudut UMKM sendiri,” katanya.

Kendati penjualannya masih minim karena terbilang produk baru, setidaknya dengan mengirimkan minimal 50 tas per bulan kepada
konsumen, ia sudah bisa memperluas pasar untuk produk jumputan airnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya