SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Solopos.com) – Setelah sempat menghilang beberapa hari, isteri Nur Iman, pegadang angkringan yang ikut tewas saat penyergapan terduga teroris, Waliyem, 35, pulang bersama kedua anaknya Rizky,9, dan Ririn,4, ke kediamannya di Dukuh Dukuh, RT 2/RW III, Desa Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo, Rabu (18/5), sekitar pukul 15.00 WIB.

Kepulangan Waliyem dan keduanya anaknya, juga disertai ibu Waliyem atau mertua Nur Iman, Harso Kasiyem, 70. Keponakan Waliyem, yakni Surati, 15, juga turut pulang ke kediamannya. Kepulangan keluarga Nur Iman tersebut dikawal oleh aparat kepolisian. Sejumlah tokoh masyarakat setempat, juga ikut mendampingi kepulangan Waliyem ke kediamannya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sesampai di rumah sederhana tersebut, Waliyem dan kedua anaknya langsung masuk ke dalam rumah. Pintu rumah langsung ditutup rapat. Beberapa wartawan yang meminta izin untuk wawancara tidak diperbolehkan. Bahkan, hingga pukul 18.00 WIB, sejumlah polisi masih berjaga-jaga di rumah Nur Iman.

Ekspedisi Mudik 2024

Sebelum dipulangkan ke rumahnya, isteri Nur Iman, anak, serta mertuanya sempat dibawa ke Mapolres Sukoharjo, Rabu siang. Beberapa tokoh masyarakat di Desa Sanggarahan, antara lain Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sanggrahan, Suharno; Ketua RT 2, Budiyono; Ketua RW III, Munandiri; serta Bayan (Kadus) Sanggrahan, Sriyono berkumpul di Mapolres. Menurut pengakuan Suharno, mereka dipanggil ke Polres untuk ikut mengamankan kepulangan keluarga Nur Iman ke rumahnya di Sanggrahan.

“Mereka datang sendiri ke sini. Masyarakat di sana resah, karena mereka kerap didatangi orang-orang, tanya ini itu. Padahal, masyarakat tidak tahu siapa itu yang datang, entah wartawan, entah LSM, atau polisi,” beber Kapolres Sukoharjo, AKBP Prihartono EL saat dimintai konfirmasinya terkait kedatangan sejumlah tokoh masyarakat itu di ruang kerjanya.

Dia menambahkan, tokoh masyarakat sengaja datang ke Mapolres untuk meminta perlindungan kepada aparat polisi. Untuk itu, lanjut dia, Polres Sukoharjo bekerjasama dengan Polsek Grogol akan bersiaga di Desa Sanggrahan hingga waktu yang belum ditentukan. “Sampai di sana benar-benar aman. Itu permintaan dari masyarakat sendiri,” tutur Prihartono.

Sementara terkait, kepulangan keluarga Nur Iman, Prihartono mengatakan jika isteri, anak, dan mertua Nur Iman tersebut dijemput jajaran kepolisian Sukoharjo dari Mapolres Klaten sejak Rabu pagi. Namun, Prihartono menolak menjawab di mana selama ini Waliyem dan kerabat Nur Iman lainnya diungsikan. Seperti diketahui, sejak permakaman Nur Iman di Desa Bolali, Wonosari, Klaten, Sabtu (14/5) malam, keluarga inti Nur Iman tersebut tidak pernah pulang ke rumahnya maupun ke rumah mertuanya di Bolali.

“Kalau untuk itu, bukan kewenangan kami untuk menjawab. Intinya, mereka belum mau pulang karena tidak mau diganggu orang-orang yang tidak ia kenal dan tanya ini itu. Makanya, keluarganya minta perlindungan pada polisi,” beber Prihartono.

Sementara itu, adik ipar Nur Iman yang juga ibu Surati, Sartumi, 40, saat dijumpai di kediamannya, Rabu petang mengaku lega atas kepulangan anaknya itu. Namun, Sartumi tidak mengetahui secara pasti di mana selama ini Surati tinggal dalam beberapa hari terakhir.

“Saya juga tidak tahu, saya belum tanya. Tadi dia pulang dikawal polisi. Yang penting, dia dalam kondisi yang sehat-sehat saja. Tadi, katanya juga sempat mampir di Klaten,” tutur Sartumi yang saat ikut menggendong anak bungsu Nur Iman, Ririn.

hkt

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya