SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Oleh: Suharsih

Berdiri di samping suaminya, Eko Uswanto, 30, Shanti Rindu Anita, 30, hanya bisa tertunduk lesu. Rambut lurus panjang berpotongan shaggy sampai ke bahu menutupi sebagian wajahnya. Saat menjawab pertanyaan, warga Kali Baru RT 10/RW III Bandarharjo, Semarang Utara ini seolah tak mampu bersuara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia hanya menjawab lirih. Air bening beberapa kali keluar dari kedua kelopak matanya sementara kedua tangannya tak henti mengusap perutnya yang terlihat menonjol di balik baju seragam tahanan berwarna biru gelap yang dikenakannya.

Dia mengaku sangat menyesal telah ikut melakukan aksi pencurian di minimarket Alfa Omega di Kecamatan Baturetno, Sabtu (26/6) lalu. Apalagi jika membayangkan anak kelimanya itu kemungkinan bakal lahir di balik jeruji besi.

“Saya sangat menyesal. Saya sedang hamil enam bulan dan punya empat anak yang semuanya masih kecil. Sedih sekali saya kalau teringat mereka,” ujarnya, saat ditemui wartawan, Senin (28/6), di Ruang Samapta Mapolres Wonogiri, tak jauh dari ruang tahanan tempatnya mendekam bersama suami dan tiga temannya yang juga tersangka dalam kasus yang sama sejak Sabtu malam lalu.

Tapi, sesal tinggalah sesal. Seharusnya setiap orang memikirkan dulu akibatnya sebelum melakukan tindakan kalau tidak ingin menyesal kemudian. Shanti sendiri mengaku sebenarnya sudah tahu apa akibat perbuatannya. Tapi ia nekat karena sudah kepepet.

Hal itu diamini suaminya, Eko Uswanto. Eko mengatakan, aksi pencurian di minimarket Alfa Omega tidak direncanakan. Dia, isterinya dan tiga temannya, yaitu Kristanti, 33, Isharyanto, 33, dan Darmono, 41, sebenarnya hanya ingin piknik ke pantai di Pacitan.

Mereka menyewa mobil Daihatsu Xenia lalu berangkat Sabtu pagi dengan niat langsung pulang sorenya. Di tengah perjalanan mereka kehabisan bekal lalu mampir ke minimarket. Tapi karena hanya membawa uang sedikit sementara barang yang dibeli cukup banyak mereka membawa lari belanjaannya.

Keterangan tersebut berbeda dengan yang diberikan pihak kepolisian, yang menyatakan mereka adalah komplotan yang melakukan aksinya secara terencana. Pertama mereka melakukan pencurian di minimarket di Pacitan tapi lolos. Lalu mereka melakukan aksi di Baturetno dan ketahuan oleh pemilik toko yang kemudian melaporkan ke polisi. Mereka sempat lolos dari kejaran petugas Polsek Nguntoronadi, tapi berhasil ditangkap di Ngadirojo.

“Ini kali pertama saya melakukan pencurian. Saya hanya sopir omprengan dan memiliki empat anak yang masih kecil. Paling besar usianya 11 tahun, mau masuk kelas lima SD. Saya tidak tahu apakah anak-anak saya tahu mengenai kejadian ini,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya