SOLOPOS.COM - Ketua Persatuan Kebudayaan Bangsa-bangsa Dunia (PKBBD), Sri Notokusumo (dua dari kanan) menggelar deklarasi pendirian organisasi tersebut di Ndoho Wetan, RT 002/RW 004, Lawu, Nguter, Rabu (26/2/2014). (JIBI/Solopos/Ivan Andimuhtarom)

Solopos.com, SUKOHARJO–Sebuah organisasi bernama Persatuan Kebudayaan Bangsa-bangsa Dunia (PKBBD) menggelar deklarasi pendirian organisasi tersebut di Ndoho Wetan, RT 002/RW 004, Lawu, Nguter, Rabu (26/2/2014).

Sang ketua yang mengaku bernama Sang Prabu Sri Notokusumo juga mengklaim sekreatriat PKBBD sebagai Istana Sukoharjo Surakarta Hadiningrat Negara Serikat Rakyat Republik Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kumis tebal menghiasi bagian atas bibir lelaki yang mengangkat dirinya sebagai Pakubuwono (PB) X ke-2 tersebut. Rambutnya rapi disisir ke belakang. Sisa rambutnya yang menjuntai sebatas leher diikat dengan ikat rambut sehingga membuatnya semakin rapi.

Dia mengenakan setelah jas hitam dengan celana panjang senada dengan jas yang ia kenakan. Dari balik jas, baju kuning bercorak merah dengan kerah warna putih menyembul di bagian tengah. Deklarasi sekaligus jumpa pers berlangsung di sebuah aula, di lantai I bangunan dua lantai yang terletak di sebelah timur rumah sekaligus sekretariat PKBBD.

Ekspedisi Mudik 2024

Pada sisi barat ruangan itu, terdapat patung gambar para pahlawan dan bagan silsilah Kerajaan Majapahit. Di sisi selatan, foto para Presiden Indonesia tertata rapi di dinding. Sedangkan sisi utara dan timur ruangan dibatasi dinding kaca.

Dalam pemaparannya, Sri Notokusumo atau bernama asli Kardi itu mengatakan PKBBD sebagai ahli waris untuk melestarikan cagar budaya. Menurutnya, utusan berbagai Negara seperti Swiss, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia bahkan Israel telah mengakui keberadaan organisasinya.“Belum lama ada yang datang dari Malaysia mencari akar budaya mereka,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Kardi membacakan nama-nama raja pada masa lampau. Ia meyakini kegiatan organisasinya mewarisi cagar budaya yang ditinggalkan para pendahulu tersebut.

Ia juga menerangkan, rumah yang kini ditempati sebagai secretariat PKBBD adalah hibah dari salah satu anggota, Sugiyarto. Menurutnya, Sugiyarto adalah anggota yang menjadi pengusaha di Medan, Sumatra Utara.

Namun, dalam uraian panjangnya selama sekitar satu jam itu, Sri Notokusumo sama sekali tidak membahas hubungannya dengan Keraton Surakarta serta latar belakang kehidupannya.

Salah satu anggota PKBBD yang enggan disebutkan namanya, ketika menghubungi Solopos.com, Rabu siang, mengatakan sang ketua yang bernama asli Kardi biasanya mengaku sebagai Pakubuwono X ke-2 kepada calon pengikutnya.

Ketua PKBBD, Sri Notokusumo, saat ditemui wartawan, Rabu, mengatakan organisasi tersebut mulai berdiri sejak 1678. Menurutnya, pendiri PKBBD adalah Pakubuwono III.

“PB III berasal dari Majapahit. Kami ingin menyatukan masyarakat demi bangsa dan negara,” ujarnya.

Ia tidak mengakui dirinya sebagai keturunan keraton meskipun mengaku memiliki gelar Pakubuwono X ke-2. Menurutnya, semua anggota PKBBD berhak memiliki gelar seperti gelar yang dimiliki keturunan darah biru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya