SOLOPOS.COM - Foto reporter TV One memakai masker respirator. (Istimewa/Twitter)

Solopos.com, SOLO -- Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Dany Amrul Ichdam menyinggung reporter TVOne yang mengenakan masker respirator saat melakukan live report dari Depok untuk program Apa Kabar Indonesia Malam TV One, Senin (2/3/2020) malam.

Dany Amrul Ichdam mengatakan apa yang dilakukan TVOne justru akan menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Menurutnya, pemerintah dan media seharusnya menjadi panutan (role model) bagi masyarakat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Kritik maskernya habis, ya maju dikit [live-nya] biar tidak menimbulkan ketakutan orang. Gimana aparat pemerintah dan media jadi role model dan tidak memberi ketakutan berlebihan ke masyarakat. Kita tidak mencoba memahami apa yang kita lakukan," ujar Dany di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One, Selasa (3/3/2020) malam.

Rumah Tangga Laudya Cynthia Bella Retak? Ini Kata Mantan Istri Engku Emran

Ketika disinggung mengenai hal tersebut, host Karni Ilyas tak memberikan tanggapan dan justru bertanya kembali kepada Dany Amrul Ichdam mengenai perbedaan keterangan antara pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta.

"Kenapa bisa ada penjelasan pemerintah pusat beda sekali dengan Pemda DKI? DKI sudah umumkan 115 orang dalam pemantauan, 32 dalam pengawasan. Pemerintah pusat bilang enggak ada. Sehari kemudian jadi ada dua [positif virus corona]" tanya Karni Ilyas.

Menurut Dany, perbedaan data tersebut tak perlu dipedebatkan lagi lantaran hanya sebatas metodologi saja.

Kota Solo Diguyur Hujan Abu, Burung Seharga Rp1 Juta Lebih Dikerudungi

"Kita kan enggak tahu dari 136 orang termasuk yang di Depok [atau tidak]. Kan enggak ada data di kita. Kemudian satu hari setelahnya diumumkan positif. Maka saya bilang Pak Anies tak salah, Pak Menkes tak salah. Mereka berjalan sesuai dengan track-nya," jelas Dany.

Seperti yang diketahui, foto reporter TVOne menggunakan masker respirator viral di media sosial. Banyak yang mengecam penggunaan masker respirator itu, termasuk dokter Tirta Mandira Hudhi atau akrab dipanggil dr. Tirta.

Pengin Tidur Nyenyak? Hindari 5 Minuman Ini

"Ngapain siaran pake GAS MASK? Niat baik oke. Kabarin berita. But. Begitu orng cek masker, pasti panik? Iye lah," katanya. "Ini koordinasi timnya gimana? Mosok gini to. Ga ngulik dulu, jenis2 masker. Masa ga siap2 dulu ketika mau live?" kata pengguna akun Instagram @dr.tirta, Senin (2/3/2020).

"Gas mask itu, biasanya buat menahan debu dan logam berat, lah emang mau buat radiasi + graffiti? Come on ?!?! PAKE gas MASK buat nangkal virus? Ayolah -.- dokter ga ada yg pernah pake itu bosku ketika operasi," lanjutnya.

Jamu Jahe dan Temulawak Bukan Penangkal Virus Corona

Ia menyayangkan penggunaan masker respirator tersebut karena masyarakat akan menjadi panik menghadapi virus corona ini.

"Ayolah. Pikirkan orng orng yg liat brita ini. Dan gimana paniknya orng awam.Semua ada sebab akibat, kenapa ga dpikirkan impact nya. Sebelum make? Ini pasti ada tim nya kan? Mosok gegabah to," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya