SOLOPOS.COM - Gedung OJK Jateng-DIY Semarang (Instagram/@ninewulan). Salah satu warisan peninggalan pengusaha terkaya Asia, Oei Tiong Ham.

Solopos.com, SEMARANG —  Istana Gergaji di Kota Semarang, Jawa Tengah, merupakan salah satu harta warisan pengusaha terkaya Asia, Oei Tiong Ham. Istana tersebut disita negara dan kini difungsikan sebagai kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah di Jl Kiai Saleh No 12-14, Mugasari, Semarang.

Luas lahan bekas istana sang Raja Gula Asia itu mencapai 81 hektare. Dulunya kompleks istana tersebut membentang di sepanjang Jalan Pahlawan hingga Pandanaran dan Randusari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir dari laman Instagram yang mengacu pada sebuah literasi, Kamis (27/1/2022), Istana Gergaji ini sudah berdiri sejak 1900an dengan luas 81 hektar (Ha). Gedung ini adalah salah satu aset properti OTH yang disita oleh pemerintah Indonesia dari hasil sidang di Pengadilan Ekonomi Semarang yang berlangsung selama tiga tahun, dari 1961-1964.

Sementara itu dilansir dari Bisnis.com, salah satu pegiat sejarah Kota Semarang, Yogi Fajri, mengatakan bahwa sebelum menjadi milik OTH, gedung ini dibeli oleh ayah OTH, Oei Tjie Sien dari saudagar Tionghoa yang memiliki patcher candu, Hoo Yam Loo pada 1883 setelah dinyatakan bangkrut dan asetnya dilelang.

Baca juga: Kisah Si Raja Gula Asia, Pengusaha Terkaya dari Semarang

Desain Khas Eropa

Seperti yang sudah diberitakan Solopos.com sebelumnya, bangunan Istana Gergaji ini terdiri dari satu rumah induk, dua rumah berukuran lebih kecil di kiri dan kanan yang terhubung oleh satu lorong beratap untuk menghindari panas dan hujan, yang biasa disebut pavilion.

Di bagian belakang utama istana, terdapat beberapa bangunan rumah yang mengelilingi kolam. Saat kepemilikan jatuh di tangan OTH, dia merevitalisasi gedung dengan menambah marmer dari Italia. Meskipun dia berdarah Tionghoa, karakter bangunan Istana Gergaji ini dirancang dengan desain khas Eropa.

Baca juga: Mengulik Asal Kekayaan Pengusaha Terkaya Asia dari Semarang

Hal ini dikarenakan OTH sangat akrab dengan pemerintahan Hindia Belanda dan juga orang-orang Eropa lainnya yang saat itu bermukim di Semarang.  Karakter Tionghoa yang ada di istana hanya pada bagian pintu gerbang pelataran gedung.

Meski dekat dengan orang-orang Eropa yang duduk di pemerintahan, dia ternyata tidak fasih berbahasa Belanda. Dia menyerahkan segala urusan komunikasi dengan pemerintah Hindia Belanda kepada orang kepercayaannya. Hal itu disampaikan oleh salah seorang anaknya, Oei Tjong Ie, dalam wawancaranya yang dimuat di Southeast Asian Studies. 

Pada 1950an, bisnis gurita Oei Tiong Ham Concern (OTHC) mengalami kemunduran akibat sang ahli waris dan penerus bisnis gurita, yaitu Oei Tjong Hauw (Disingkat: Hauw) mendadak meninggal dunia. Dari ke-26  anaknya yang lahir dari delapan istri, hanya Hauw yang memiliki kemampuan relasi bisnis seperti dirinya di mana Hauw juga terlibat dalam dunia politik dengan menjadi anggota perwakilan etnis Tionghoa dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Baca juga: Harta Warisan Pengusaha Terkaya Asia Asal Semarang Jadi Sengketa

Disita Negara

Sejak meninggalnya Hauw, tidak ada penerus yang cakap seperti Hauw dalam menjalankan bisnis gurita OTHC. Hingga akhirnya gurita OTHC ini masuk dalam pengadilan pada 1961-1964 dengan vonis pelanggaran aturan valuta asing dan penggelapan pajak.

Dengan vonis tersebut, pemerintah melalui PT Rajawali Nusindo yang saat ini berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyita semua aset kekayaan OTH dan salah satunya adalah Istana Gergaji atau Balekambang ini yang sekarang sudah dialihfungsikan sebagai kantor OJK perwakilan Jawa Tengah dan DIY.

Baca juga: Ini Hlo Isi Brankas Milik Pengusaha Terkaya Asia di Semarang

Pada pertengahan 2020 silam, gedung yang juga ditetapkan sebagai cagar budaya tersebut sempat roboh saat sedang proses renovasi. Robohnya gedung OJK Jateng-DIY ini ada pada bagian depan dari gedung utama. Runtuhnya gedung OJK Jateng-DIY ini tidak menimbulkan korban jiwa karena staff dan pegawai di dalamnya sudah diungsikan sebelumnya.

Kepala OJK Jateng-DIY, Aman Santosa mengatakan bahwa bagian yang roboh itu memang akan dirobohkan untuk diperbaiki namun ternyata sebelum dirobohkan sudah roboh sendiri oleh alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya