Israel: Tak ada yang luka di 'Rachel Corrie'

Gaza— Untuk kali keduanya, militer Israel menduduki kapal misi kemanusiaan yang mengangkut bantuan ke Gaza, Palestina.

Setelah menghadang misi Freedon Flotilla to Gaza, Israel hari ini menghadang Kapal Rachel Corrie dan memaksanya berbelok ke Ashdod, Israel.

Promosi Hari Ini Jadi Cum Date Dividen Saham BBRI, Jangan Ketinggalan THR dari BRI

Tindakan Israel kembali menuai kecaman. Gerakan Pembebasan Gaza (Gaza Free Movement) menganggap tindakan Israel tak sepatutnya dilakukan.

“Jika kapal ini telah diduduki, ini berari tindakan ilegal,” ujar Juru bicara Gerakan Pembebasan Gaza, Renee Jaouadi yang dikutip dari laman Aljazeera, Sabtu (5/6).

Misi Gaza, tegas dia, tak mau membawa barang bantuan untuk Gaza ke wilayah Israel. Kami ingin langsung ke Gaza,” kata dia.

Misi Gaza tak akan menuruti kemauan Israel.  Sebab, “apa yang meraka minta melanggar hak asasi manusia.”

Sementara, militer Israel dalam pernyataannya mengatakan,  pasukan Israel menduduki MV Rachel Corrie  setelah aktivis itu mengabaikan peringatan untuk mengalihkan kapal ke Asdod.

“Tidak ada kekerasan atau luka di antara tentara atau awak kapal, dan tidak ada tembakan dilepaskan,” tambah militer Israel. Kapal Rachel Corrie memuat 11 relawan dan 8 awak kapal.

Juru bicara pemerintah Israel, Miri Eisin mengatakan kepada Al Jazeera bahwa penumpang Kapal Rachel Corrie akan ditangani sesuai dengan hukum Israel. “Karena mereka telah mendekati wilayah Israel secara ilegal.  Mereka akan diminta untuk meninggalkan wilayah ini dengan sukarela,” katanya.

Sementara itu Mukhriz Mahatir, Kepala Perdana Global Peace Organisation — organisasi non pemerintah Malaysia yang mensponsori Kapal Rachel Corrie mengatakan, meski gagal ke Gaza, dua misi kemanusiaan yang dikirim para relawan menyebarkan pesan penting pada dunia.

“Ini membuka mata dunia tentang penderitaan di Gaza — meski kami kecewa barang bantuan itu tak sampai ke Gaza. ”

vivanews/rif