SOLOPOS.COM - Isnaini Fatimah, korban PHK perusahaan tempat ia bekerja kini berjualan pakaian secarara online (Solopos/Candra Mantovani).

Solopos.com, KARANGANYAR -- Imbas pandemi Covid-19 juga dirasakan oleh salah satu buruh perempuan di Karanganyar, Jawa Tengah, yang terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK oleh perusahaannya. Dia adalah Isnaini Fatimah, 29, yang merupakan korban PHK dari PT Pamor sejak awal Maret lalu.

Dia bersama sang suami yang bekerja di perusahaan yang sama terkena imbas lesunya bisnis perusahaan tekstil tersebut. Sejak awal Maret, dia dan sang suami tidak lagi mendapatkan penghasilan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Acara Hiburan Diganti Doa Bersama, HUT Ke-102 Kota Madiun Digelar Sederhana karena Corona

Menjadi korban PHK, buruh perempuan di Karanganyar satu ini terus berusaha untuk mengais rezeki. Kini, dia menjual berbagai baju dan makanan ringan dengan sistem online agar bisa menyambung hidup.

Karena usahanya untuk berdagang masih belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari terkadang ia juga harus menjual hasil produksi sawah milik orang tuanya.

Wali Kota Solo: Kalau Ngeyel Mengajak Anak ke Mal Dipaksa Pulang!

“Sampai saat ini tidak ada penghasilan karena sudah di-PHK. Sudah coba untuk berjualan online. Itupun sistemnya jadi reseller karena tidak ada modal. Jadi kalau ada yang pesan baru saya carikan. Saya cuma modal foto produk dulu. Tapi, ya usaha online begini, lakunya masih sedikit. Saya jualan juga cuma lewat WhatsApp soalnya,” beber dia kepada Solopos.com, di rumahnya, Jaten, Karanganyar, Rabu (10/6/2020).

Kebutuhan Isnaini dan suami belum terlalu banyak. Selain belum memiliki momongan, mereka saat ini masih tinggal bersama di rumah orang tua.

10 Berita Terpopuler: Karung Bau Menyengat Depan SMAN 1 Klaten - Stasiun Kemiri Karanganyar

“Saya juga masih numpang di rumah orang tua. Jadi tidak terlalu berat. Sementara waktu, masih mengandalkan hasil jualan online ini untuk mencukupi kebutuhan pokok. Tapi, tidak mesti ada pembeli kan? Jadi kalau dihitung-hitung ya tidak cukup setiap bulannya,” tambah dia.

Selama berjualan online, buruh perempuan korban PHK di Karanganyar ini kerap dibantu sang suami. Pasalnya, hingga sekarang suaminya masih menganggur pasca di-PHK oleh perusahaan tempat ia bekerja.

3 SMP Negeri di Sukoharjo Sepi Peminat Pada PPDB 2020, Mana Saja?

Bantuan Pemerintah

Terkait bantuan, Isnaini mengaku tidak mendapatkan sama sekali dari pemerintah. Dia hanya satu kali menerima bantuan, yakni paket sembako dari FKSPN Karanganyar dan BPJS Ketenagakerjaan.

Terpisah, Ketua DPD FKSPN Karanganyar, Hariyanto, mengakui ada banyak buruh perempuan yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga dan terdampak PHK di Karanganyar. Jumlah perempuan ter-PHK di Karanganyar sebanyak 10 persen dari total seluruh karyawan yang dirumahkan dan di-PHK.

Isolasi Mandiri 60 Karyawan di Klaten, Pemilik RS: Dasarnya dari Mana?

“Tidak beberapa saja, tapi ada banyak sekali. Kalau keseluruhan kan dari total buruh ada 30 persen yang dirumahkan dan PHK. Khusus perempuan jumlahnya sekitar 10 persen dari total terdampak itu. Kami sangat prihatin. Makanya kami laporkan data-data itu ke dinas agar mereka bisa mendapatkan bantuan. Bantuan khususnya yang orang tua tunggal dan tulang punggung keluarga,” ucap dia.

Logo Splice Lights On

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya