SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyadran, sebagai salah satu akulturasi budaya Islam dengan Jawa.

Islam Nusantara, istilah ini kembali menuai pro kontra setelah disampaikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Sejumlah pihak menilai, gagasan Islam Nusantara yang menggema akhir-akhir ini dianggap mengada-ada. Tak jarang bahkan menilia itu bagian dari Islam liberal yang tak memiliki landasan hukum.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ulama dari Kota Madiun, KH Iskandar menilai, Islam Nusantara sebenarnya merupakan istilah untuk menyebut fakta keislaman mayoritas bangsa Indonesia. Menurutnya, Islam Nusantara itu bukan gagasan baru, melainkan sudah ada sejak ratusan tahun silam.

“Sebab masuknya Islam di Indonesia memang tak serta merta mengubah tradisi yang ada di Nusantara. Melainkan, sangat akomodatif dengan budaya yang ada kala itu, maka disebutlah Islam Nusantara,” papar pengasuh masjid Agung Kota Madiun ini saat berbincang dengan Madiun Pos, Minggu (21/6/2015).

Iskandar menegaskan, Islam Nusantara mungkin lebih tepat sebagai sebutan untuk membumikan nilai-nilai Islam yang moderat dan bercorak khas kultur Nusantara. Kenyataan ini sama persis ketika Islam masuk di Kota Madinah, di mana aneka suku, agama, dan kepercayaan di Madinah tidak serta merta menjadi Islam ala Makkah kala itu.

“Islam Madinah itu contoh bagaimana Islam masuk ke daerah lain cukup akomodatif dengan budaya setempat. Bahkan, itu menjadi gambaran Islam yang damai dan rahmatallilalamin [rahmat bagi semesta alam],” paparnya.

Iskandar menegaskan, sikap akomodatif Islam terhadap budaya lokal itu bukan lantas membuat Islam kehilangan identitasnya. Sebab, akomodatif tak berlaku pada hukum-hukum ibadah mahdhoh, seperti salat, zakat, haji, sedangkan pada urusan muamalah, hidup bersosial, berkebudayaan, tetap bisa berkembang sesuai kondisi zaman.

“Islam saya ya Islam Indonesia, bukan Islam Timur Tengah, Islam Arab, Islam Eropa. Islam saya ya seperti yang saya rasakan selama ini, tetap moderat, menghormati agama lain, kepercayaan lain, menjaga budaya luhur bangsa, menjaga kerukunan, dan Kesatuan Negara Indonesia,” paparnya.

Seperti diketahui, istilah Islam Nusantara ini kembali mengemuka setelah Presiden Jokowi mengemukakan dalam sebuah acara beberapa waktu lalu. Istilah tersebut sebenarnya bukan hal baru, sebab organisasi Nahdhatul Ulama telah memunculkan gagasan itu sejak lama untuk menggambarkan Islam Tanah Air dan pribumisasi Islam. Bahkan, dalam mukmatar ke-33 NU di Jombang, Jatim nanti, tema yang diangkat ialah Meneguhkan Kembali Islam Nusantara.

KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya