SOLOPOS.COM - Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof. Dr. Mudofir (tengah) memberikan ucapan selamat atas penobatan guru besar Prof. Dr. Islah Gusmian dalam bidang ilmu tafsir, belum lama ini. (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kitab suci Al-Qur’an banyak ditafsirkan ke berbagai bahasa, salah satunya bahasa Jawa.

Karya-karya tafsir itu memiliki kedalaman dan kekhasan tersendiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bagaimana Al-Qur’an dipahami pesan-pesannya, bagaimana pergumulan yang terjadi, sejauh mana nilai dan tradisi Jawa berperan dalam membangun dan menghasilkan suatu tafsir, serta bagaimana nilai-nilai Jawa dibawa dan Al-Qur’an diresapi.

Karya tafsir Al-Qur’an berbahasa Jawa itu dikaji oleh Islah Gusmian, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta.

Dia mengisahkan perhatiannya pada karya-karya mufasir yang mempublikasikan tafsir Al-Qur’an dengan sejumlah perangkat kebudayaan (bahasa) Jawa.

Ia menyebut sejumlah nama: Kiai Salih bin Umar al-Samarani (1820-1903), Kiai Imam Ghozali Solo (1887-1969), ST. Cahyati, Raden Muhammad Qamar/Tafsir Anom V (1854-1927), Raden Muhammad Adnan (1889-1969), Bagus Ngarpah, Munawar Chalil (1908-1961), Kiai Bisri Mustafa (1916-1994), Kiai Mujab Mahalli (1958-2003), Bakri Syahid (1918-1994) hingga Kiai Shodiq Hamzah.

Kajian tafsir Al-Qur’an berbahasa Jawa itu mengantarkan Islah dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Tafsir.

Dalam pidato pengukuhan guru besar di Graha UIN Raden Mas Said Surakarta, Selasa (16/5/2023) lalu, Islah menyampaikan Tafsir Al-Qur’an dan Lanskap Kejawaan: Resepsi, Transmisi dan Strategi Budaya.

Sebelumnya, dalam disertasi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada 2014, Islah mengangkat dialektika tafsir Alquran dan Praktik Politik Rezim Orde Baru (1968-1998).

Sejumlah buku tentang tafsir telah dia ciptakan yaitu Khazanah Tafsir Indonesia: Dari Hermeneutika hingga Ideologi (2013), Dinamika Tafsir Al-Qur’an Bahasa Jawa (2014), Living Quran (2014), Tafsir Al-Qur’an dan Kekuasaan di Indonesia: Peneguhan, Kontestasi dan Pertarungan Wacana (2019), Khazanah Tafsir Al-Qur’an Indonesia (2021).

Dalam riset itu, penafsiran Al-Qur’an sebagai produk ilmu pengetahuan dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya genealogi pengetahun penafsir, audiens, konteks sosial politik ketika tafsir ditulis dan dipublikasikan.

Ada juga pengaruh latar belakang, peran sosial, budaya, dan politik penafsir.

Dalam kajian tafsir Al-Qur’an yang menjadi pusat kajian tidak hanya pada teks (Al-Qur’an).

Sejak era klasik, selain memahami dan mengacu teks Al-Qur’an dengan segala sistem kebahasaan di dalamnya, dalam penafsiran diperlukan juga pemahaman atas konteks di luar teks, baik konteks mikro (audien dan objek yang diajak berbicara saat teks Al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi Muhammad) maupun konteks makro (kondisi sosial, budaya dan politik masyarakat Arab), serta konteks sejarah sosial-budaya ketika penafsiran dilakukan.

Di Jawa, penafsiran ayat Al-Qur’an telah lama dilakukan oleh para ulama.

“Dapat kita tengok misalnya naskah koleksi Syaikh Akhmad Mutamakkin (1645-1740) yang disebut Naskah Kajen. Naskah tersebut ditulis dengan aksara Pegon dan teknik makna gandul. Kita catat pula kontribusi Kiai Bagus Ngarpah yang mengelola madrasah Mambaul Ulum Surakarta, yang menerjemahkan tafsir Al-Jalalain dan menerjemahkan Alquran dalam Bahasa Jawa aksara carakan berjudul Quran Jawen,” ujar Islah.

Usaha Kiai Bagus Ngarpah disponsori Perkumpulan Sastrawan Waradama dan dibiayai Keraton Surakarta.

Pada perkembangan berikutnya, dapat dicermati Tafsir Soerat Wal ‘Asri karya St Chayati di Tulungagung yang dicetak oleh Penerbit Worosoesilo Surakarta pada 1925.

Juga Tafsir Al-Qur’an Lengkap karya Moh Amin bin Ngabdul Muslim yang dicetak Penerbit Siti Sjamsijah Solo tahun 1932-1935.

Kedua karya tersebut ditulis dalam aksara Carakan.

Penerbit Siti Sjamsijah Solo juga menerbitkan Quran Jawen dan Tafsir Qur’an Pandam lan Pandoming Dumadi tahun 1928-1930.

Masih di Solo, Imam Ghozali bin Chasan Oestadz (guru di madrasah Mambaul Ulum Surakarta) menerbitkan Tafsir Al-Balagh (1938) dengan aksara pegon dan latin.

Tafsir tersebut dipublikasikan dalam bentuk buklet secara serial serta dicetak dan diterbitkan Toko Kitab Al-Ma’moerijah Sorosejan Solo.

Penulisan tafsir Al-Qur’an bahasa Jawa berjalan dinamis dari masa ke masa.



Pada akhir 1970-an, Dja’far Amir, guru di sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA), sekarang MAN 2 Surakarta, menerbitkan Al-Huda: Tafsir Al-Qur’an Basa Jawi.  Cetakan pertama tafsir ini bertahun 1972.

Terbaru, pada 2019, Kiai Shodiq Hamzah Usman menulis tafsir Al-Bayan fi Ma’rifati Ma’ani al-Qur’an dan terbit tahun 2020 di Yogyakarta.

Al-Qur’an dan Budaya

Bahasa tidak sekadar sebagai alat komunikasi, namun pada saat yang sama bahasa dapat digunakan untuk menangkap makna dan meneguhkan budaya.

Al-Qur’an dan Islam diresepsi, diadopsi, diadaptasi dan ditransformasikan para ulama di Jawa secara dinamis dan kreatif dalam ruang batin dan kesadaran masyarakat.

islah gusmian
Guru besar Ilmu Tafsir UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof. Dr. Islah Gusmian bersama keluarga. (Istimewa)

“Istilah Jawa digawa, Arab digarap, Barat diruwat mencerminkan praktik tersebut,” ujar Islah.

Islah menyatakan, Jawa digawa mengandung pesan jangan pernah meninggalkan nilai dan tradisi baik yang telah hidup dalam kesadaran masyarakat Jawa.

Arab digarap artinya segala yang datang dari Arab sebaiknya dipelajari, dimengerti dan dipahami terlebih dahulu dengan baik.

Sedangkan Barat diruwat artinya segala hal yang mengalir dari Barat selaiknya dipilah dan dipilih yang sesuai nilai kehidupan masyarakat.

Para penulis tafsir Al-Qur’an Jawa telah membuktikannya secara elegan dalam beragam tafsir Al-Qur’an yang mereka tulis.

“Riset-riset Islah Gusmian penting karena memotret Islam dan lokalitas. Kita butuh kajian- kajian keagamaan yang adaptif, kajian yang mengupas kearifan lokal. Universitas Islam punya kontribusi besar agar Islam tetap relevan di segala masa dan di mana saja,” ujar Mudofir, Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya