SOLOPOS.COM - Anggota kepolisian bersenjata berjaga di depan Ruang Forensik setelah ambulans membawa dua jenazah terduga teroris yang ditembak mati di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (15/3/2016) lalu. Keduanya diduga anggota komplotan Santoso dan tewas tertembak mati setelah kontak senjata dengan aparat gabungan TNI-Polri di Pegunungan Talabosa, Lore Utara, Poso. (JIBI/Solopos/Antara/Basri Marzuki)

ISIS di Indonesia dideklarasikan Kelompok Santoso beberapa waktu lalu. Kini, penangkapan kelompok itu tinggal menunggu waktu.

Solopos.com, JAKARTA — Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengklaim pihaknya sudah mengetahui titik lokasi persembunyian pemimpin jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias Abu Wardah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami sudah tahu lokasi-lokasi di mana mereka berada,” kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/3/2016), dikutip Solopos.com dari Antara. Kendati demikian, pihaknya enggan membeberkan mengenai informasi lokasi tersebut.

Pihaknya pun memastikan bahwa operasi gabungan TNI-Polri dalam Operasi Tinombala akan tetap dilanjutkan menyusul terjadinya musibah jatuhnya helikopter milik TNI AD yang berpenumpang 13 orang di Kabupaten Poso, Sulteng, pada Minggu (20/3/2016).

Diketahui bahwa para awak dalam helikopter nahas tersebut dalam rangka tugas perbantuan operasi Tinombala di Poso, bahkan salah satu korban tewas ialah Danrem yang selama ini bertugas memimpin kegiatan tersebut. “Operasi [Tinombala] terus berjalan dan tidak terhenti dengan musibah ini,” katanya.

Saat ditanya tentang kemungkinan penambahan personel dalam Operasi Tinombala, Badrodin Haiti mengatakan belum ada rencana penambahan jumlah personel gabungan itu. Operasi Tinombala diperpanjang selama dua bulan setelah masa berakhirnya pada 10 Maret 2016 untuk memaksimalkan penyelesaian kasus-kasus terorisme di Sulawesi Tengah.

“Diperpanjang dua bulan ke depan untuk menyelesaikan kasus-kasus terorisme sehingga mengantisipasi supaya tidak ada teror lagi,” kata Kapolri.

Sebelumnya, Polda Sulteng sendiri telah menggelar Operasi Camar Maleo I hingga IV pada 2015 yang belum membuahkan hasil. Operasi itu dilanjutkan dengan Operasi Tinombala sejak 10 Januari 2016 dengan tenggat waktu 60 hari, namun sampai saat ini target operasi Santoso CS belum berhasil ditemukan.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan sebenarnya Kelompok Mujahidin Indonesia Timur Pimpinan Santoso adalah kelompok kecil. Karena itu, menurutnya penumpasan Kelompok Santoso hanya menunggu waktu.

“Santoso ini kelompoknya kecil, cuma 43 orang lah, sedikit. Cuma masalahnya itu terrain, medan hutan. Nah, soal masyarakat di sekitarnya, kita harus melakukan pendekatan pendekatan, nanti BNPT akan melakukan pendekatan itu. Dengan demikian ini cuma masalah waktu saja,” kata Kepala BNPT, Irjen Pol Tito Karnavian, di Mabes Polri, Jl. Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (21/3/2016), seperti disiarkan Metro TV.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya