SOLOPOS.COM - Militan ISIS (Istimewa/qdnd.vn)

Solopos.com, SOLO — Tak ada yang mengenal nama Wildan Mukhollad sebelum gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) muncul di Indonesia baru-baru ini. Pemuda asal Lamongan tersebut telah diketahui tewas akibat aksi bunuh diri yang dilakukannya di Irak. Siapakah Wildan? (baca: 56 WNI ke Suriah, 4 Tewas karena Bom Bunuh Diri)

Tak jelas bagaimana persisnya kasus bom bunuh diri di Irak itu terjadi. Yang jelas, pihak keluarga mendapatkan pemberitahuan meninggalnya Wildan Mukhollad pada 10 Februari 2014. Perkembangan aksi ISIS yang meluas di Irak akhirnya membuat keluarga yakin Wildan telah masuk dalam jaringan pasukan ISIS.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Itu [pemberitahuan] terjadi pada 14 Februari 2014, atau selang beberapa pekan setelah kejadian. Kabar itu diterima dari teman-teman Wildan yang ada di sini,” kata Muhammad Na’im, kakak Wildan di Jogja, dalam sebuah wawancara teleconference yang disiarkan Kompas TV, Kamis (14/8/2014) petang.

Pihak keluarga mengaku sedih dengan tewasnya Wildan di Irak bersama kelompok radikal. Apa lagi, Wildan Mukhollad dikenal sebagai pemuda yang cerdas sehingga berkesempatan pergi ke Mesir untuk menempuh kuliah di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Petualangan Wildan dimulai pada 2011 lalu. Saat itu, Wildan berpamitan kepada keluarga untuk pergi melanjutkan pendidikan di Universitas Al Azhar, Mesir. Namun selang satu tahun kemudian, Wildan menelepon ibunya di rumah dan mengabarkan dirinya saat itu sudah berada di Suriah.

“Setahun kemudian setelah pergi ke Mesir, ibu di rumah mendapat telepon dari Wildan. Dia saat itu sedang di Suriah, kemudian sejak itu dia menghilang. Dia ikut jihad dan meminta keluarga mengikhlaskan jika sewaktu-waktu dia meninggal dunia,” kata Na’im.

Menurut Na’im, pihak keluarga sudah pasrah ketika pemuda itu sudah mengaku ingin berjihad. Pasalnya, Wildan mengatakan teman-temannya di Irak saat itu sudah banyak yang meninggal. Karena banyak rekannya yang meninggal, Wildan pun ingin mengalami hal serupa.

“Dia itu menunggu kapan bisa seperti teman-temannya. Teman-teman sudah banyak yang meninggal kok saya malah belum,” kata Na’im menirukan ucapan adiknya.

Berikutnya: Wildan Bergabung Gerakan Radikal

Sambungan dari hal 1: Inilah Wildan Mukhollad …

Na’im pun berkesimpulan Wildan mungkin tidak ingin bergabung dengan kelompok itu jika dia tahu ISIS adalah gerakan radikal. Alasannya, Wildan Mukhollad adalah alumni Pondol Pesantren Al Islam Tenggulun, Lamongan, sebelum menempuh pendidikan di Mesir.

Saat masih di Suriah dan Irak, Wildan juga bercerita bahwa teman-temannya berasal dari Eropa seperti Prancis. Mereka itulah banyak yang meninggal sebelum Wildan. Menurut Na’im, Wildan ikut berjuang melawan pemerintah Irak yang syiah.

Diberitakan sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol. Sutarman mengatakan kepolisian mempunyai catatan bahwa ada 56 orang WNI yang pergi ke Suriah dan empat di antaranya meninggal dunia. “Ada empat orang warga Indonesia yang meninggal di sana [Suriah], di daerah konflik. Ada yang meninggal karena bom bunuh diri,” ujarnya.

Menurut Sutarman, warga Indonesia itu ada yang pergi langsung ke Suriah dan Irak, dan ada yang masuk melalui negara-negara Timur Tengah lainnya.

Sementara itu, situs yang sering mengabarkan perkembangan gerakan ISIS juga menyebut Wildan sebagai salah satu anggota ISIS. Situs kompasislam.com misalnya, menyebut Wildan Mukhollad meninggal dalam aksi yang mereka sebut sebagai “operasi mencari syahadah” melawan Perdana Menteri Irak, Nouri Al Maliki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya