SOLOPOS.COM - Anggota kepolisian bersenjata berjaga di depan Ruang Forensik setelah ambulans membawa dua jenazah terduga teroris yang ditembak mati di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (15/3/2016) lalu. Keduanya diduga anggota komplotan Santoso dan tewas tertembak mati setelah kontak senjata dengan aparat gabungan TNI-Polri di Pegunungan Talabosa, Lore Utara, Poso. (JIBI/Solopos/Antara/Basri Marzuki)

ISIS di Indonesia yang dideklarasikan kelompok Santoso terus dikikis. Satu warga Bima dan satu Uighur tewas tertembak.

Solopos.com, PALU — Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol. Rudy Sufahriadi mengatakan dua jenazah yang tewas dalam kontak tembak antara aparat keamanan dengan kelompok teroris di Poso, Selasa (22/3/2016) lalu, adalah warga Bima dan Uighur (China-Tiongkok).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keduanya tewas tertembak di daerah Rompo, Napu, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, pada Selasa sekitar pukul 10.30 Wita. “Dua jenazah itu yakni Tiger alias Anto alias Isak asal daerah Bima, dan Joko alias Turang Ismail warga negara asing asal Uighur,” katanya di Palu, Rabu (23/3/2016).

Menurut Rudy, jenazah Turang Ismail saat ini masih berada di RS Bayangkara Palu. Sedangkan satu jenazah atas nama Tiger alias Anto alias Ishak sudah dimakamkan di Palu.

Menurut dia, identitas jenazah dapat diketahui setelah salah seorang anggota kelompok Santoso berinisial SH ditangkap aparat di Pegunungan Napu. Orang inilah yang membantu polisi mengenali kedua jasad itu.

Selain penemuan jenazah, tim gabungan operasi Tinombala juga menemukan tiga buah bom aktif dan dua plastik bahan makanan. “Keduanya masuk dalam daftar pencarian orang [DPO], yang bergabung bersama kelompok Santoso cs,” ujarnya.

Ia mengatakan kepolisian terus mengejar dan mempersempit ruang gerak kelompok radikal pimpinan Santoso tersebut. “Saya baru pulang dari Napu untuk memberikan keterangan lanjutan kepada wartawan hari ini,” katanya.

Sementara itu Tiger alias Anto alias Ishak dimakamkan di Palu dengan pertimbangan kondisi jenazah yang sudah tidak utuh, dan diperkirakan sudah meninggal beberapa hari sebelumnya.

Ini bukan kali pertama penemuan warga asing dari Uighur dalam Operasi Tinombala. Sebelumnya, dua orang etnis Uighur lainnya juga tewas setelah terlibat baku tembak dengan aparat gabungan Polri dan TNI, di Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (15/8/2016). Polri menyebut mereka bergabung dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur, pimpinan Santoso, sejak beberapa tahun lalu.

“Dua orang yang tewas ini kami belum menyebutkan siapa, tapi dari data-data yang terlihat keduanya orang Uighur,” kata Kepala Satuan Tugas Operasi Tinombala Kombes Pol. Leo Bona Lubis, Rabu (16/3/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya