SOLOPOS.COM - Anak-anak memainkan gending saat digelar kegiatan pelepasan mahasiswa ISI Yogyakarta yang sudah melakukan pendampingan di tiga desa Kecamatan Karanganom. Kegiatan pelepasan digelar di Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Minggu (22/11/2020). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Selama 1,5 bulan terakhir, tiga desa di Kecamatan Karanganom mendapatkan pendampingan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Pendampingan itu dalam upaya untuk mengembangkan kesenian di tiga desa yakni Soropaten, Gempol, dan Padas, tersebut agar tetap lestari.

ISI Yogyakarta mengadakan pelatihan kegiatan seni tari dan karawitan serta pengembangan kreasi pada seni pahat. Pendampingan itu dilakukan melalui program pembinaan dan pengembangan wilayah seni. (P3Wilsen).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ISI Yogyakarta, Nur Sahid, menjelaskan pendampingan itu dilakukan oleh enam mahasiswa dan dua dosen pembimbing. "Tujuannya untuk ikut membina dan mengembangkan kesenian di wilayah itu. Mungkin keseniannya sudah ada. Tetapi tidak berkembang dengan baik. Oleh karena itu kami bina biar tumbuh dan berkembang," kata Nur saat ditemui wartawan di sela kegiatan penarikan mahasiswa ISI dari P3wilsen di Bangsal Makam Sidomulyo, Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Minggu (22/11/2020).

Bertemu Polisi, Peserta Konvoi Motor Berknalpot Cemplong di Kebonarum Klaten Kocar-Kacir

Tak hanya kesenian yang bisa tetap lestari, Nur berharap melalui pendampingan itu bisa menggerakkan sektor lain. Seperti di Desa Soropaten. Kesenian di wilayah itu yang bisa dikolaborasikan dengan kawasan wisata religi di Dukuh Pandanan dengan Tugu Waseso yang belakangan sudah dilengkapi Menara Baskoro.

Camat Karanganom, Slamet Samodra Karyadi, mengatakan kegiatan penarikan mahasiswa IDI Yogyakarta yang sudah merampungkan kegiatan P3wilsen di Karanganom dipusatkan di Soropaten. "Kami fokuskan di Soropaten karena menjadi salah satu ikon budaya di Karanganom. Di Soropaten ini masyarakat dan pemerintah desa mampu menangkap peluang menjadi objek wisata memanfaatkan potensi yang ada," urai dia.

Kesenian Karanganom

Slamet menuturkan dari P3wilsen, ISI Yogyakarta membuka kerja sama lebih luas mengembangkan kesenian di wilayah Karanganom. "Ini memberi semangat kami untuk lebih mengembangkan dan melestarikan seni dan budaya di Karanganom," kata Slamet.

Wah...Ada Bunga Bangkai Tumbuh Mekar di Klaten

Sementara itu, Ketua Pokdarwis Soropaten, Sri Nugroho, menuturkan selama ini upaya pelestarian seni dan budaya dilakukan melalui pokdarwis serta sanggar seni di Dukuh Pandanan. "Ke depan akan kami padukan antara seni dan budaya dengan wisata di sini. Harapannya bisa menumbuhkan inovasi-inovasi sehingga bisa untuk pemberdayaan masyarakat sekaligus mengangkat potensi yang ada," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya