SOLOPOS.COM - Chandra Waskito berebut bola dengan pemain PSCS Jimy Suparno pada babak final ISC B 2016, di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Kamis (22/12/2016) malam. (Harian Jogja/Jumali)

ISC B 2016, penyebab kegagalan PSS beragam

Harianjogja.com, JEPARA — Kegagalan PSS Sleman meraih trofi juara ISC B 2016 dan hadiah senilai Rp1 miliar usai ditekuk PSCS Cilacap 3-4 pada babak final di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Kamis (22/12/2016) malam, tidak hanya disebabkan oleh masalah mentalitas pemain. Namun, kegagalan Busari dan kawan-kawan meraih trofi kedua ini juga disebabkan sejumlah persoalan teknis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lemahnya koordinasi antarlini tengah dan belakang, serta transisi antara menyerang ke bertahan membuat PSS gagal meraih trofi dari pengelola turnamen PT Gelora Trisula Semesta.

Berdasarkan statistik yang ada, selama 45 menit babak pertama, PSS menguasai jalannya pertandingan dengan 55 persen ball posetion dan unggul dalam pass succes. Namun, PSS lemah dalam usaha untuk melakukan tendangan akurat ke gawang. Hal ini terbukti dari 45 menit babak pertama, PSS hanya mampu menciptakan satu peluang akurat ke gawang. Satu peluang tersebut pun berbuah gol yang dilesakkan oleh Dave Mustaine pada menit awal babak pertama.

Ekspedisi Mudik 2024

Usai gol Dave pada menit awal, permainan buruk justru diperlihatkan oleh PSS. Raihan donasi gol justru membuat para pemain PSS memiliki kepercayaan diri lebih. Alhasil, ketahanan dalam bertahan dari anak asuh Seto Nurdiyantoro kendur dan mampu dimanfaatkan oleh skuat PSCS untuk mencetak dua gol.

Hal ini dibuktikan dari efektivitas serangan dari PSCS. PSCS lebih banyak tampil menekan dan mengeksplorasi daerah yang dijaga oleh Angger. Selain itu, mereka juga mampu mengonversikan empat kali peluang di depan gawang Agung Prasetyo menjadi dua gol. Kedua gol tersebut adalah gol Ugik Sugiyanto pada menit ke-7 dan 32. Adapun proses gol dari eks pemain Persiba Bantul ini cukup baik.

Gol Ugik pada menit ke-7, tercipta dari kesalahan komunikasi dari pemain belakang PSS. Bola muntah dari usaha Agung Prasetyo mengeblok tendangan pemain PSCS berhasil diteruskan oleh penyerang gaek ini ke pojok kanan gawang PSS. Sedangkan gol kedua Ugik berawal dari kesalahan komunikasi antara pemain tengah dan belakang PSS. Alhasil, Ugik yang berdiri bebas mampu melakukan tendangan plessing melengkung dan gagal ditangkap oleh Agung Prasetya.

“Gol pertama dan kedua, harusnya tidak terjadi jika ada koordinasi yang baik. kiper sudah berusaha, namun tengah dan belakang komunikasi juga tidak maksimal pada babak pertama,” kata Pelatih PSS, Seto Nurdiyantoro usai laga.

Memasuki babak kedua, permainan PSS juga tidak banyak berubah. PSCS dengan mudah mampu menembus barisan pertahanan PSS melaui sisi sayap. Usaha Seto memasukkan Bijahil Calwa menggantikan Dicky Prayoga untuk menambah serangan pun gagal. Bijahil Calwa lebih sering kehilangan bola dan gagal berperan aktif membantu penyerangan. Calwa lebih banyak mengalihkan perhatian pemain PSCS sebelum akhirnya beberapa pemain PSS lainnya melakukan gerakan tanpa bola.

Terbukti menit ke-77, PSS mampu menyamakan kedudukan melalui Busari. Pemain kelahiran Kendal ini  berhasil menyamakan kedudukan setelah pergulatan Calwa mampu membuat Busari lepas kawalan. Skor 2-2 pun bertahan hingga babak kedua.

Memasuki babak tambahan, PSCS langsung tampil menekan. Lagi-lagi disparitas antara pemain belakang dan pemain tengah PSS mampu dimaksimalkan oleh Haudi Abdullah untuk menambah keunggulan PSCS menjadi 3-2. Haudi menjebol gawang Agung Prasetyo usai melakukan sundulan dari bola silang yang gagal diantisipasi oleh Bagas Adi.

PSS baru mampu menyamakan skor menjadi 3-3 melalui Tri Handoko. Tri Handoko yang masuk menggantikan Chandra Waskito,mampu memanfaatkan ruang sempit di depan gawang PSCS dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3. Namun, usaha PSS ini berakhir usai gol Widya Wahyu pada akhir babak tambahan kedua. Berawal dari kegagalan Bagas Adi membuang bola, eks pemain Persis ini berhasil menyarangkan bola ke gawang Agung Prasetya yang telah salah posisi dalam penjagaan. Skor akhir 3-4 untuk keunggulan PSCS.

Meski kecewa dengan hasil pada pertandingan partai final, Seto mengaku tidak akan menyalahkan pemain. Pelatih asal Kalasan ini melihat, bahwa kegagalan laga kali ini tidak lepas dari buruknya permainan pemainnya pada babak pertama. Meski demikian pelatih berlisensi B AFC ini mencatat, anak asuhnya mampu bangkit dan mengejar ketertinggalan. Namun, usaha ini sirna setelah gol Widya Wahyu pada akhir babak tambahan kedua.

“Ini jadi catatan kami. Nanti akan ada evaluasi dan harus ada yang diperbaiki ke depan. Mereka sudah berjuang,” tandas Seto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya