SOLOPOS.COM - Wasit Hipni menjadi bulan bulanan para pemain Persinga Ngawi (putih-putih) dalam ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) B di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DI. Yogyakarta, Minggu (07/08/2016). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

ISC B 2016 segera memasuki laga akhir di babak reguler.

Harianjogja.com, SLEMAN — Langkah PSS Sleman untuk lolos ke babak 16 besar Indonesia Soccer Championship (ISC) B semakin ringan setelah Persinga Ngawi didiskualifikasi.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Operator kompetisi PT Gelora Trisula Semesta (GTS) mengeluarkan keputusan mendiskualifikasi Persinga, Senin (15/8/2016). Keputusan itu merupakan bentuk sanksi yang diberikan PT GTS atas tindakan brutal pemain Persinga Ngawi yang mengeroyok asisten wasit I saat berlaga kontra tuan rumah PSS Sleman, Minggu (7/8/2016) sore.

Melalui surat yang dilayangkan PT GTS bernomor 202/GTS/VIII/2016, Direktur Utama Joko Driyono menyampaikan surat salinan keputusan Komisi Disiplin bernomor KD85-10082016 tentang sanksi diskualifikasi yang diberikan kepada Persinga Ngawi.

Atas keputusan tersebut maka semua pertandingan Persinga Ngawi ditiadakan. Termasuk di antaranya dua laga antara PSS Sleman dan Persinga Ngawi. Di putaran pertama lalu, bertindak sebagai tuan rumah, Persinga Ngawi sukses mengalahkan PSS Sleman dengan skor 2-1. Sedangkan di putaran kedua, PSS Sleman memenangi laga dengan skor 3-0.

Sementara Persiba Bantul. Klub berjuluk Laskar Sultan Agung itu tercatat baru sekali bertemu Persinga Ngawi di putaran pertama. Ketika itu, Persiba Bantul yang bertindak sebagai tuan rumah takluk dari Persinga Ngawi dengan skor 1-2.

Manajer PSS Sleman Arief Juliwibowo mengatakan telah mengetahui kabar tersebut sebelum akhir pekan lalu. Akan tetapi, ketika itu, ia lantas mendengar kabar bahwa pihak Persinga Ngawi masih berupaya mengajukan banding. “Lha baru ini saya terima surat elektronik dari PT GTS,” kata Arief, Senin (15/8/2016) malam.

Ia menambahkan, keputusan itu sejatinya tak begitu berpengaruh pada perebutan posisi klasemen. Pasalnya jika poin PSS Sleman dikurangi, praktis poin tim lain juga dikurangi. “Termasuk Martapura FC,” tegasnya.

Meski demikian, Arief menilai seharusnya sanksi itu cukup diberikan kepada pemainnya saja, bukan pada klubnya. Dengan diberikannya sanksi pada lima pemainnya, seharusnya itu sudah menjadi pukulan telak bagi Persinga Ngawi.

“Jadi, anggap saja ini pembelajaran bersama. Klub harus lebih mampu menjaga atitude pemainnya,” tegas Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya