SOLOPOS.COM - Chandra Waskito berebut bola dengan pemain PSCS Jimy Suparno pada babak final ISC B 2016, di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Kamis (22/12/2016) malam. (Harian Jogja/Jumali)

PSS harus puas berada di peringkat ke-2. Sementara posisi ketiga diraih oleh Perssu Sumenep.

Harianjogja.com, JEPARA-PSS Sleman gagal mewujudkan ambisinya meraih trofi juara Indonesia Soccer Champhionship (ISC) B 2016 setelah dikalahkan PSCS Cilacap dengan skor 4-3, pada partai final di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Kamis (22/12/2016) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Atas hasil itu PSS harus puas berada di peringkat ke-2. Sementara posisi ketiga diraih oleh Perssu Sumenep.

Adapun empat gol PSCS pada babak final dicetak oleh Ugik Sugiyanto pada menit ke-7 dan 33, sedangkan dua gol selain dicetak oleh Haudi abdullah menit 101 dan Said Nurul Aqso menit ke-110.

Ekspedisi Mudik 2024

PSS sejatinya sempat unggul 1-0 pada menit ke-1, melalui sundulan kepala Dave Mustaine. Dave yang berdiri bebas berhasil menyarangkan gol ke gawang PSCS usai meneruskan tendangan bebas dari Dirga Lasut, setelah Chandra Waskita dijatuhkan di luar kotak penalti. 1-0 untuk keunggulan PSS.

Unggul donasi gol, bukannya membuat permainan PSS lebih stabil. Justru hal ini membuat para pemain kehilangan fokus dan over confidance Alhasil, beberapa kali pasing dari Busari dan kawan-kawan sering salah, ritme permainan pun sempat diambil alih oleh para pemain PSCS.

Puncaknya, menit ke-7, gawang PSS dijebol oleh Ugik Sugiyanto. Berawal dari tepisan Agung Prasetyo, penjaga gawang PSS terhadap tendangan Rendi Saputra, bola mental dan mengenai pojok atas tiang gawang sebelum akhirnya dieksekusi oleh Ugik yang berdiri bebas. Skor 1-1 untuk kedua kesebelasan.

Kedudukan imbang membuat pemain PSS kian memasifkan serangan. Alih-alih menekan pertahanan PSCS, lini belakang PSS justru sering ditekan Jimy Suparno dan kawan-kawan melalui serangan balik.

Puncaknya, pada menit 33, Agung Prasetya kembali dipaksa untuk memungut bola dari gawang usai kali kedua dijebol oleh Ugik Sugiyanto. Eks pemain Persiba Bantul ini berdiri bebas saat meneruskan bola muntah sebelum akhirnya bola plessing yang dilesakkannya gagal diantisipasi Agung. Skor 2-1 untuk keunggulan PSCS bertahan hingga akhir babak pertama.

Memasuki babak kedua, tidak banyak perubahan permainan diperagakan oleh PSS. Beberapa kali serangan PSS dengan mudah dimentahkan barisan pertahanan PSCS. Anak asuh Seto Nurdiyantoro sendiri baru mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada menit ke-79 melalui Busari.

Namun, kedudukan ini tak mampu dipertahankan oleh PSS. Pada babak tambahan pertama, PSCS mampu mengubah kedudukan menjadi 3-2 pada menit ke-101 melalui heading Haudi Abdullah.

Memasuki menit ke-106, PSS mampu menyamakan kedudukan menjadi 3-3 usai gol yang dicetak oleh Tri Handoko.

Sayang kedudukan ini tidak bertahan lama setelah Haudi Abdullah menjebol gawang Agung Prasetya dan membawa kemenangan untuk PSCS dengan skor 4-3.

Atas hasil ini, ribuan suporter PSS yang hadir di stadion dengan melemparkan cerawat. Beruntung aksi anarkistis ini tidak berlangsung lama, setelah Bupati Sleman Sri Purnomo menenangkan massa.

Pelatih PSS Seto Nurdiyantoro mengaku kecewa atas hasil ini. Meski sejak awal hanya ditarget lolos ke final, namun dirinya melihat PSS punya potensi meraih juara. “Meski demikian, saya lihat anak-anak sudah tampil maksimal. Ini terbukti dengan susul menyusul gol pada laga final,” katanya.

Menurut Seto kegagalan timnya meraih juara juga tidak lepas dari over confidence dari para pemain serta komunikasi yang lemah dari lini tengah dan belakang. Ke depan, persoalan ini harus di benahi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya