SOLOPOS.COM - Logo ISC A 2016 (Indonesiansc)

ISC A 2016 segera memasuki putaran kedua.

Harianjogja.com, JAKARTA — ISC A 2016 baru menyelesaikan putaran pertama atau masuki paruh musim. Namun, sudah total delapan pelatih dihakimi kinerjanya sehingga harus mundur dan bahkan dipecat dari kursinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah hasil buruk memang menjadi biang keladi dari hijrahnya pelatih. Kedelepan pelatih ini dianggap jadi kambing hitam dari menurunnya performa tim. Meski sebenarnya banyak faktor yang memengaruhi penampilan tim.

Bahkan, status pelatih asing nyatanya tak menjamin kinerja sebuah tim. Dari total 8 nama ini, empat di antaranya dihiasi oleh nama asing. Nasib mereka bahkan sangat nahas karena didepak pada beberapa laga awal saja.

1. Luciano Leandro

Jalani tiga laga dan menelan dua kekalahan, manajemen PSM akhirnya memutuskan untuk menyudahi kerja samanya dengan Luciano meski masih pada awal-awal ISC.Pada laga pembuka kompetisi Syamsul Chaerrudin dkk. takluk dari Semen Padang 1-2. Posisi Luciano sempat di atas angin kala PSM menang 2-1 atas Persela.

Akan tetapi, semuanya musnah setelah Juku Eja kalah 0-1 melawan Perseru Serui. Dia akhirnya memilih mundur karena tekanan besar dari suporter dan manajemen.

Mereka kemudian menunjuk Robert Rene Alberts sebagai penggantinya. Namun, pergantian pelatih nyatanya tak membuat performa PSM secara instan bakal cemerlang.

Terhitung menangani PSM 1 Juni 2016, Robert Alberts hanya mampu meraih satu kemenangan saja dari 8 pertandingan. Hal ini yang membuat masalah PSM semakin pelik.

2. Stefan Hansson

Tiga kekalahan beruntun melawan Persegres Gresik United (0-1), PSM Makassar (1-2), dan Persija Jakarta (1-2), amat mengecewakan bagi manajemen Persela. Hal itu bahkan membuat mereka harus terjerembab di dasar klasemen ISC A 2016.

Sejatinya, skuat Laskar Joko Tingkir ini masih sabar setelah tiga kekalahan beruntun. Namun, usai kembali takluk di kandang oleh Persipura Jayapura, Persela akhirnya memutuskan untuk memecat Hansson dari kursi kepelatihan.

Rapor buruk Hansson juga terlihat dari laga kandang. Bahkan, empat kekalahan itu, diraih di kandang sendiri.

Persela kemudian menunjuk Sutan Harhara sebagai pengganti. Hasilnya lumayan, menangani Persela sejak Juni, Sutan sukses membuat Laskar Joko Tingkir sedikit bangkit dengan meraih tiga kemenangan dari 8 pertandingan.

3. Eduard Tjong

Pelatih yang akrab disapa Edu ini memutuskan mundur dari kursi kepelatihan PS TNI. Tentu, hal ini penyebabnya adalah rentetan hasil minor yang harus diraih oleh Laskar Loreng.

Menangani tim sampai pekan ketujuh, PS TNI dibawanya jadi tim yang tak pernah meraih kemenangan. Usai kalah 1-3 dari Persipura Jayapura di Stadion Pakansari (19/6), Edu akhirnya mundur.

Kini, usai menunjuk kembali Suharto AD penampilan Manahati Lestusen membaik. Mereka bahkan sukses meraih tiga kemenangan beruntun di laga kandangnya sejauh ini.

4. Dejan Antonic

Digadang-gadang jadi sosok paling tepat pengganti Djadjang Nurdjaman, Dejan malah membawa Persib melempem. Persib dibawanya hanya menang satu pertandingan saja dari lima pertandingan.

Bahkan, Maung Bandung harus gagal menang atau ditahan imbang oleh lawannya, yakni Madura United dan Sriwijaya FC meski bermain di kandang sendiri. Tekanan Bobotoh atas mundurnya Dejan mengalir deras.

Puncaknya, kala Maung Bandung harus mengakui kegagahan Bhayangkara Surabaya United pada pekan keenam ISC A 2016, pada Sabtu (11/6/2016). Mereka digulung 1-4 oleh Bhayangkara SU dan usai laga Dejan akhirnya memutuskan untuk hijrah.

Sekarang, Pangeran Biru lumayan dalam grafik menanjak setelah kembali memercayakan Djanur. Memulai kiprahnya sejak 18 Juni, Djanur sukses membawa Persib meraih empat kemenangan dalam tujuh laga terakhir.

5. Agus Sutiono

Kerasnya pertarungan di ISC 2016 juga dirasakan Agus Sutiono. Dia akhirnya menanggalkan jabatannya sebagai pelatih Perseru Serui setelah dikalahkan 1-5 oleh Barito Putera pada 1 Juli 2016.

Bersama Yoksan Ama cs, Agus memang gagal membawa penampilan apik. Bahkan, selama sembilan pertandingan memimpin Cenderawasih Jingga, Agus hanya mampu meraih tiga kemenangan saja.

Kalah tiga kali beruntun pada partai tandang menjadi salah satu alasan Agus meletakan jabatannya sebagai pelatih. Malah bila ditilik, Agus gagal menghadirkan satu kemenangan pun untuk Perseru dalam partai tandang.

Kini, Perseru ditangani oleh pelatih lisensi A AFC, Hanafi. Tentu, banyak harapan yang dibebankan mantan pelatih Perseru U-21 itu pada ISC 2016 ini.

6. Subangkit

Kabar mengejutkan datang dari Mitra Kukar. Subangkit harus rela melepas kursinya sebagai pelatih Mitra Kukar karena tekanan yang berat.

Bersama Mitra Kukar, Subangkit memang tak bisa meraih kemenangan dalam tujuh pertandingan terakhir. Laga imbang 2-2 melawan PSM Makassar (31/7) menjadi yang terakhir kali dipimpinnya.

Sehari berselang, Subangkit akhirnya menyatakan mundur dari kursi kepelatihan. Dia menyadari kalau memang kurang bisa mengangkat performa tim berjuluk Naga Mekes itu.

7. Jafri Sastra



Jafri Sastra akhirnya menanggalkan jabatannya sebagai pelatih Persipura Jayapura. Hal ini setelah Jafri gagal membuat Persipura menang dalam tiga laga terakhir. Teranyar, dia dan Persipura dihajar Madura United 0-2 di Stadion bangkalan (30/7).

Mantan bos Semen Padang ini harus tercelat karena kurang bisa mengangkat prestasi Mutiara Hitam. Rekor Jafri Sastra sendiri terbilang kurang impresif.

Dari 13 laga memimpin Persipura, dia hanya berhasil mempersembahkan lima kemenangan, empat hasil imbang dan empat kekalahan.

Uniknya, usai undur diri dari Persipura, Jafri kembali ke pelukan klub lamanya, Mitra Kukar.

8. Paulo Camargo

Pelatih asal Brasil ini akhirnya meninggalkan Persija Jakarta setelah tak mampu menuai prestasi. Camargo menanggalkan jabatannya setelah membawa Macan Kemayoran gagal meraih kemenangan dalam tujuh laga secara beruntun.

Bahkan, enam laga di antaranya, Persija di bawah arahan Camargo harus berakhir dengan kekalahan. Padahal pelatih posisinya saat ini sangat sulit lantaran hanya punya waktu singkat dalam mempersiapkan tim.

Hal ini terbukti pada Persija. Sudah dilatih oleh Jan Saragih, Persija belum juga meraih kemenangan. Bahkan, kini sudah genap 11 laga Persija lalui tanpa kemenangan.

Tentu, ini jadi bukti kalau pelatih tak sepenuhnya bisa disalahkan dari buruknya permainan tim. Namun memang, seorang pelatih punya tanggung jawab penuh mengenai performanya.







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya