SOLOPOS.COM - Pelatih Persib, Dejan Antonic (Simamaung)

ISC A 2016 belum berpihak kepada Dejan Antonic. Pelatih asal Serbia ini memilih mundur dari Persib. Benarkah ada kubu di Persib?

Harianjogja.com, BANDUNG — Kapten Persib Bandung, Atep tidak terlalu kaget dengan langkah Dejan Antonic yang memutuskan mundur sebagai pelatih kepala tim berjulukan Maung Bandung. Keputusan itu diambil pelatih asal Serbia usai Persib takluk 1-4 dari Bhayangkara Surabaya United dalam lanjutan ISC A 2016, Sabtu (11/6/2016).

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Atep mengakui Dejan terus ditekan dan dikritik bobotoh. Hal itu terjadi dalam setiap pertandingan Persib di ISC A 2016. Kritik makin kencang usai Persib kalah telak dari Bhayangkara SU.

“Kami tahu tekanan dari bobotoh sudah terdengar kencang. Mungkin itu bentuk dari tanggung jawab Dejan sebagai pelatih kepala karena tim Persib tidak sesuai harapan,” ujar Atep, Senin (13/6/2016) di Bandung.

Meski demikian, pemain bernomor punggung 7 ini sangat menyayangkan keputusan eks pelatih Pelita Bandung Raya (PBR) yang memilih mundur.

“Tentu sangat disayangkan karena harapan kami ingin berprestasi juga sama Dejan, tapi mungkin itu menjadi keputusan terbaik bagi Dejan,” jelas Atep.

Diakui Atep, Dejan belum pernah menyampaikan niat untuk mundur kepada para pemain usai laga kontra BSU. Meski begitu, Atep enggan berkomentar lebih jauh ketika ditanya apakah keputusan Dejan tersebut sudah tepat atau terlalu terburu-buru.

“Saya tidak berani bilang itu keputusan tepat atau terburu-buru. Yang pasti saya hanya ingin mengajak kepada seluruh pemain untuk segera bangkit menjelang menghadapi Mitra Kukar, siapapun nanti yang memimpin (pelatih),” ucap Atep.

Pemain asal Cianjur, Jawa Barat ini juga membantah jika para pemain terbelah atau terkotak-kotak selama ditangani Dejan Antonic. Menurutnya, semua pemain berbaur seperti biasa, bercanda di luar lapangan, dan serius dalam berlatih.

“Kondisi kami baik-baik saja, di lapangan juga kami sering bercanda. Kelihatannya saja pemain seperti itu (terkotak-kotak), tapi di lapangan kami sering bercanda dan kami masih meneruskan peninggalan Djajang (Nurdjaman dulu) di Persib,” ucap Atep.

“Hanya memang tidak seakrab dulu karena pemainnya sebagian masih baru dan jadi mungkin masih ada rasa segan. Mudah-mudahan ke depan kami lebih solid lagi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya