SOLOPOS.COM - Proses pemakaman korban meninggal dunia kecelakaan tunggal Minibus Panca Tunggal di Dusun Kepuh Kulon RT 002/RW 003, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri pada Senin (21/11/2022). Enam korban dimakamkan hampir dalam waktu yang sama di TPU Geneng dan dua korban lainnya dimakamkan di TPU Gunung Cilik, Desa Kulurejo, Kecamaran Nguntoronadi, Selasa (22/11/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Delapan korban meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal Minibus Panca Tunggal di Dusun Kepuh Kulon RT 002/RW 003, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri pada Senin (21/11/2022) malam telah dimakamkan. Meski dimakamkan satu tempat pemakaman umum (TPU), mereka dikuburkan di liang lahad yang berbeda.

Jenazah enam korban meninggal dunia atas nama Paikem, 81; Jiyem, 53; Warsiyem, 68; Darmi. 62,  Sumirah. 62; dan Sri Suwarmi, 46. Mereka dimakamkan di TPU Geneng.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedangkan dua jenazah korban lainnya, Sugiyatmi, 37 dan Marinah 72 dimakamkan di TPU Gunung Cilik, Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi.

Pantauan Solopos.com di TPU Gunung Cilik, Selasa (22/11/2022) pagi, enam korban dikebumikan secara hampir bersamaan sejak pukul 09.00 WIB-10.30 WIB. Proses pemakaman diiringi tangisan keluarga yang ditinggalkan.

Ekspedisi Mudik 2024

Aja nilap aku mbah, aja nilap aku. Aku emoh bali hlo [jangan tinggalkan aku mbah, jangan tinggalkan aku. Aku tidak mau pulang lho],” kata Salsa sembari menangis sesenggukan, cucu salah korban meninggal dunia kecelakaan tunggal minibus, Darmi, saat proses pemakaman neneknya.

Baca Juga: Alasan Gunung Pegat Wonogiri Jadi Jalur Tengkorak

Sekretaris Desa (Sekdes) Kulurejo, Kardiyanto, mengatakan semua korban meninggal dunia berasal dari Dusun Bendungan, Desa Kulurejo. Mereka masih ada hubungan kekerabatan.

Peristiwa kecelakaan Minibus Panca Tunggal di Nguntoronadi itu menjadi pukulan berat bagi para korban dan keluarga korban. Sampai saat ini korban dan keluarganya masih merasa syok atas kejadian tersebut.

“Ada 43 warga yang ikut rombongan tandhang bayi di Desa Bumiharjo, Senin malam. Saat pulang, minibus yang ditumpangi terguling karena tidak kuat menanjak. Delapan orang meninggal dunia dan belasan lainnya luka-luka. Ada yang patah tulang di bagian lengan, ada yang luka di bagian kepala,” kata Kardiyanto kepada wartawan di TPU Geneng, Selasa.

Dia menambahkan, warga Desa Kulurejo biasa mencarter minibus untuk keperluan macam-macam, seperti kondangan atau tandhang bayi. Hanya, pada Senin malam itu, carteran minibus itu ditumpangi banyak orang hingga melebihi kapasitas.

Baca Juga: Terkuak! Sopir Sempat Ngeyel sebelum Minibus Terguling di Nguntoronadi Wonogiri

Kepala Desa (Kades) Kulurejo, Aris Hartanto, menyampaikan turut berduka cita atas musibah tersebut. Ia mengaku tiga korban meninggal dunia dalam kejadian itu masih memiliki hubungan kekerabatan dengan dirinya.

“Korban yang ditinggalkan merasa sedih sekali. Tidak menyangka kejadian ini bakal terjadi. Ada korban meninggal dunia masih memiliki anak kecil. Itu Salsa [cucu korban atas nama Darmi] merasa sangat terpukul karena dia dari dulu diasuh oleh mbahnya. Dari kecil, makanya wajar kalau dia menangis begitu,” kata Aris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya