SOLOPOS.COM - Sejumlah pembalap sepeda melintasi tanjakan Selo di daerah Irung Petruk, Boyolali. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Dok/Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, BOYOLALI —  Taman Irung Petruk  Boyolali merupakan salah satu spot selfie di kaki Merapi yang cukup melegenda sekaligus bersejarah di Kabupaten Boyolali. 

Cerita tentang jalur Irung Petruk di Desa Genting, Kecamatan Cepogo, Boyolali, tak lepas dari sejarah penyebaran agama Islam di wilayah Cepogo dan Selo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat Islam mulai menyebar di Jawa, ada seorang Kiai dari keturunan Sunan Kalijaga yang datang ke kawasan lereng Gunung Merapi itu. Orang tersebut bertubuh sangat tinggi, dan hidungnya sangat mancung. Orang tersebut menyerupai warga keturunan Arab.

Setelah menyebarkan agama Islam di Cepogo dan Selo, Mbah Petruk melakukan perjalanan sampai ke Gunung Bibi yang ada di sisi timur Gunung Merapi.

Lama tidak ada kabar dari Mbah Petruk, warga saat itu mengira Mbah Petruk meninggal dunia di Gunung Bibi.

Baca juga: Taman Irung Petruk Boyolali, Spot Selfie Melegenda di Kaki Merapi

Setelah itu, terdengar kabar bahwa Mbah Petruk sebenarnya Kyai Rohaji yang kemudian mendapat julukan Empu Permadi. Dulunya, Mbah Petruk sering jalan-jalan di gardu pandang dan membuat jalan menanjak, menikung mirip dengan hidung Petruk.

Jalan itu hingga kini masih ada sehingga dikenal dengan tikungan Irung Petruk Boyolali. Warga Cepogo hingga saat ini masih percaya Mbah Petruk menjadi penyelamat bagi orang Cepogo.

Bagi yang sering melintas di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) pasti tidak asing dengan patung Petruk ini. Lokasinya berada di Desa Genting, Kecamatan Cepogo, Boyolali.

Kawasan Irung Petruk Boyolali juga sering dijadikan tempat nongkrong bagi muda-mudi atau tempat beristirahat para pelancong yang melintas di jalur alternatif Boyolali-Magelang.

Baca juga: Berburu Spot Sunrise Dekat Merapi dari Tikungan Irung Petruk Boyolali

Lokasi ini berada di ketinggian lereng Gunung Merapi sehingga menyajikan pemandangan lepas yang indah ke arah Solo dan sekitarnya.

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, seringkali, pengunjung mengabadikan perjalanan mereka dengan memotret patung Petruk sebagai latar depan atau latar belakang swafoto mereka.

Sayangnya, lokasi berfoto ini cukup terbatas karena terhalang tebing setinggi sekitar 3 meter di salah satu sisi jalan, sehingga mereka hanya bisa mengambil sisi jalan lainnya.

Tapi sekarang mereka sudah punya titik foto baru untuk memotret patung Petruk dan pemandangannya, yakni dari taman yang kini dibangun di tebing sisi atas patung Petruk.

Baca juga: Cegah Kerumunan, Irung Petruk Boyolali Dipagari

Dari taman bernama Taman Irung Petruk di Boyolali ini, pengunjung dapat mengambil foto dari sisi yang lebih beragam.

Dilansir dari https://visitjawatengah.jatengprov.go.id, Taman Irung Petruk sangat digandrungi masyarakat guna mencari hiburan dengan melihat pemadangan alam.

Taman Irung Petruk buka setiap hari mulai pukul 08.00-21.00 WIB. Tak hanya menawarkan keindahan bagi pemburu matahari terbit, tetapi juga pemadangan lampu-lampu bergemerlapan pada malam hari.

Masih berada di kompleks Taman Irung Petruk Boyolali, berdasarkan Visitjawatengah.jatengprov.go.id, ada beberapa kuliner yang layak dicoba. Di antaranya soto segar khas Boyolali yang disantap di antara pemandangan hijau Lereng Merapi.

Baca juga: BENCANA BOYOLALI : Irung Petruk Longsor, Jalur Selo-Borobudur Tersendat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya