SOLOPOS.COM - Ilustrasi speaker jantung/University of Washington

Solopos.com, JAKARTA – Para peneliti di University of Washington sukses mengembangkan cara tanpa kontak fisik untuk mendeteksi detak jantung tidak teratur menggunakan speaker pintar biasa.

Mereka menemukan sistem bertenaga AI yang mengandalkan teknologi sonar untuk menangkap getaran yang berasal dari gerakan dinding dada di dekatnya. Teknologi pelacakan detak jantung ini dapat meningkatkan upaya dokter melakukan janji telemedicine. Caranya dengan memberikan data yang seharusnya memerlukan perangkat yang dapat dikenakan, perangkat keras kesehatan, atau pemeriksaan langsung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Adanya penelitian ini, bertujuan untuk menemukan cara menggunakan perangkat yang sudah dimiliki orang untuk memantau kardiologi dan kesehatan di masa depan,” ujar Asisten Profesor Kardiologi di Fakultas Kedokteran University of Washington, Arun Sridhar, seperti ditulis Liputan6.com dan dikutip dari The Washington Post, Jumat (11/3/2021).

Baca Juga : Dari Wanita, Alat Kelamin Warga Boyolali Ini Berubah Pria, Mirip Aprilia Manganang?

Speaker pintar yang biasanya hanya menyampaikan notifikasi, kini jajal digunakan untuk sektor kesehatan. Caranya, produsen speaker pintar harus mengintegrasikan teknologi produk melalui pembaruan software.

Sistem bekerja dengan memancarkan sinyal audio ke dalam ruangan dengan volume yang tidak dapat didengar manusia. Saat pulsa memantul kembali ke pengeras suara, algoritma bekerja untuk mengidentifikasi pola pemukulan yang dihasilkan dari dinding dada manusia.

Algoritma kedua kemudian diterapkan untuk menentukan jumlah waktu antara dua detak jantung. Dengan informasi yang dikenal sebagai interval detak jantung, dokter dapat mengukur seberapa baik jantung berfungsi. Peneliti melatih speaker untuk menangkap ritme jantung yang teratur dan tidak teratur.

Konsep ini sebetulnya bukan hal baru, sebelumnya, jam tangan pintar dapat mendeteksi terkait masalah kesehatan juga. Namun pemantauan kesehatan touchless ini merupakan batasan yang dapat terbukti bermanfaat saat pemiliknya tidak mengenakan perangkat.

Baca Juga : Jangan Asal Buang Limbah Masker Nonmedis, Ini Cara Kelola Yang Benar

Sebagai informasi, proyek penelitian speaker pintar dimulai pada 2019 tetapi terhenti karena pandemi. Para analis mengambil kembali menguji perangkat lunak dengan 26 peserta sehat dan 24 pasien rawat inap dengan berbagai kondisi jantung, termasuk fibrilasi atrium dan gagal jantung.

Pasien yang sehat diuji di ruang kantor, sementara pasien jantung diuji di kamar rumah sakit mereka di UW Medical Center di Seattle. Para spesialis kemudian membandingkan temuan speaker pintar dengan hasil dari monitor EKG tingkat medis. Pembacaan speaker pintar ternyata relatif akurat, hanya menyimpang dari pembacaan ECG dengan jumlah yang "tidak relevan secara medis", kata para peneliti.

Para peneliti menggunakan speaker pintar merek Alexa versi pengembang dengan speaker berkualitas rendah untuk menjalankan pengujian mereka. Mereka mengatakan speaker di perangkat mainstream bisa lebih kuat, memungkinkan pembacaan dari jauh.

Baca Juga : Instagram Lite Khusus Untuk Handphone Kentang Cuma Butuh Memori 2 MB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya