SOLOPOS.COM - Ilustrasi IPM. (Freepik.com)

Solopos.com, SRAGENIndeks pembangunan manusia (IPM) Sragen 2022 mencapai 74,65 atau meningkat 0,57 dibandingkan dengan IPM Sragen 2021 senilai 74,08. Rata-rata lama sekolah (RLS) masih rendah di angka 7,79 tahun.

Lama sekolah tersebut naik dari tahun 2021 yang hanya 7,66 tahun. Angka kenaikan itu setara 0,13 tahun.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Data tersebut diungkapkan Kabid Pemerintahan Pembangunan Manusia dan Kewilayahan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Sragen, Dwi Cahyani, kepada Solopos.com, Minggu (11/12/2022). Dwi mengatakan data-data IPM tersebut didasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikeluarkan per akhir November 2022.

Dia menjelaskan IPM Sragen naik terus dari tahun ke tahun. Naiknya IPM Sragen 2022 hingga 0,57 itu lebih rendah dari naiknya IPM rata-rata di Jawa Tengah, di angka 0,63.

Dia mengatakan rata-rata lama sekolah di Sragen masih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah di Jawa Tengah.

“Indikator lain di Sragen yang berada di atas rata-rata Jawa Tengah terdiri atas umur harapan hidup, harapan lama sekolah, dan pengeluaran per kapita. Rata-rata lama sekolah itu merupakan rata-rata lama sekolah penduduk di suatu wilayah dengan usia 15 tahun ke atas. Jadi menghitungnya termasuk warga lanjut usia,” ujarnya.

Baca Juga: Sip, Terentaskan dari Kemiskinan, 64 Keluarga di Sragen Diwisuda Bupati

Dia menyebut rata-rata lama sekolah di Sragen 7,79 tahun itu setara dengan kelas VII SMP atau hampir kelas VIII SMP. Banyaknya lansia di Sragen yang tidak sekolah mempengaruhi angka rata-rata lama sekolah.

Dia mengatakan lansia tetapi masih produktif bisa ikut program kejar paket. Sedangkan bagi yang sudah simbah sepuh tidak mungkin ikut program kejar paket.

“Yang diukur lama sekolah itu penduduk yang usianya 15 tahun ke atas. Nah, penduduk usia 15 tahun ke atas di Sragen rata-rata cuma sampai Kelas VII SMP atau hampir Kelas VIII SMP. Padahal zaman dulu kebanyakan mereka tidak sekolah. Yang usianya di bawah 60 tahun bisa ikut kejar paket A (SD), B (SMP), dan C (SMA),” ujarnya.

Dia mengatakan yang sudah simbah-simbah paling hanya bida diajari membaca. Dia mengungkapkan harapan sekolah itu adalah anak yang lahir pada tahun itu, harapan minimal bisa sekolah sesuai angka 12,91.

Baca Juga: BPS Sragen Buka Lowongan Lagi, Jumlah yang Dibutuhkan 140 Orang

Dengan angka tersebut, ujar Dwi, anak yang lahir 2022 diharapkan bisa lulus SMA atau paling tidak D1. Kondisi harapan sekolah itu sama dengan rata-rata di Jawa Tengah.

“Artinya target wajib belajar 12 tahun terpenuhi. Sementara untuk pengeluaran per kapita, Sragen lebih tinggi dari Jateng. Semakin tinggi pengeluaran semakin tinggi pendapatan. Pengeluaran per kapita Sragen rata-rata Rp12.679.000 per orang/tahun. Sedangkan di Jawa Tengah Rp11.034.000 per orang/tahun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya