SOLOPOS.COM - Waduk Kedungombo (Instagram/@kedung.ombo)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mendorong investasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mengapung di Waduk Kedung Ombo (WKO) dan Waduk Gajah Mungkur (WGM). Potensi PLTS mengapung di Waduk Kedung Ombo  170 megawatt (MW) dan Waduk Gajah Mungkur 100 MW.

Demikian yang disampaikan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemprov Jateng, Sujarwanto, kepada Tim Ekspedisi Energi 2022 Solopos Media Group (SMG) ketika ditemui di kantornya, Semarang, Selasa (21/6/2022) siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami sedang mendorong investasi untuk floating PV yaitu tenaga Surya mengambang di danau atau waduk. Yang sedang concern dipelajari investor di Kedung Ombo dan Gajah Mungkur,” kata dia.

Sebagai informasi, Ekspedisi Energi 2022 digelar SMG selama empat hari mulai Senin (20/6/2022). Ekspedisi ini memotret pemanfaatan energi baru terbarukan dan inovasi energi untuk pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga: Tak Sedikit, Ternyata Segini Jumlah Desa Mandiri Energi di Jateng

Ekspedisi Energi 2022 ini didukung PT Adaro Energy Indonesia Tbk, SUN Energy, PT SHA Solo, Pertamina Patra Niaga, PT Geo Dipa Energi, Hyundai, PT Pertamina EP Asset 4 Poleng Field, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), Pembangkitan Jawa Bali (PJB), SKK Migas Jabanusa, dan Dinas ESDM Jawa Tengah.

Menurut dia, kedua waduk itu memiliki potensi tenaga surya yang melimpah, yakni 170 megawatt di WKO dan WGM ada 100 megawatt. “Sebenarnya masih dalam penjajakan dan studi kelayakan,” ujarnya.

Dia mengatakan ada perusahaan swasta yang memulai serta peran badan usaha milik daerah (BUMD), yakni PT Jateng Petro Energi. Upaya termasuk menyurati PLN mengenai penjajakan penjualan listrik.

“Pembangkit yang dijual ke PLN memang harus ada kontrak jual belinya di awal pembangunan,” ungkapnya.

Baca Juga: KIT Batang Fase I Sold Out, Pabrik-Pabrik Mulai Beroperasi 2024

Menurut dia, upaya mencukupi energi saja tidaklah cukup. Jateng memiliki energi listrik berlebih yang tidak diragukan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat maupun menjamin kebutuhan industri lima tahun ke depan, antara lain bersumber energi fosil, batubara, dan gas.

“Kami menghadapi satu tantangan emisi karbon harus ditekan, maka pembangunan dengan rendah karbon menjadi tekad kami,” ujarnya. Selain itu, lanjut dia, dalam skala global ada perubahan iklim yang berdampak luas, antara lain banjir rob.

Rencana Aksi

Dia mengatakan rencana aksi daerah untuk pembangunan rendah karbon sudah ditetapkan pada 2018 dan dilakukan secara periodik. Pemprov Jateng berkomitmen tidak hanya cukup secara energi, namun meningkatkan kualitas energi dengan energi baru terbarukan.

“Peraturan daerah [Perda] No.12/2018 tentang rencana umum energi daerah. Dan peraturan gubernur mengajak peran masyarakat dalam mewujudkan bauran energi yang tadinya energi konvensional diimbangi oleh energi terbarukan,” ungkapnya.

Baca Juga: Kondisi Membaik, Penjualan Energi Listrik PJB Tahun Lalu Meningkat

Dia menjelaskan kebijakan Pemprov Jateng menggarap dua sisi dari permintaan dan penawaran. Sisi permintaan dilakukan dengan gerakan hemat energi.

“Dulu gerakan hemat energi digaungkan kepada institusi publik namun kini semua komponen semua masyarakat khususnya dunia usaha/bisnis. Kami memberikan apresiasi kepada industri dan niaga menggunakan energi secara efisien,” paparnya.

Sementara dalam sisi penawaran, lanjut dia, ada sejumlah cara, antara lain membangun demplot (demonstration plot atau lahan percontohan) di sejumlah wilayah. Demplot berupa memanfaatkan limbah ternak untuk energi rumah tangga.

Selanjutnya mengolah sampah menjadi refuse derived fuel yang terbukti ampuh dalam penanganan sampah di Cilacap, memanfaatkan potensi tenaga surya melalui instansi pemerintah, bangunan sektor publik, dan lembaga pendidikan dengan sistem on grid.

Baca Juga: Sragen dan Karanganyar Bakal Punya Energi Gas Rawa Akhir Tahun Ini

“Banyak di sektor pertanian pompa air dengan surya, pompa irigasi dengan surya yang harus terus dikembangkan,” ungkapnya. Pemprov Jateng juga mengembangkan pemanfaatan gas rawa purba alias biogenic shallow gas (BSG).

Dua desa yang telah memanfaatkan BSG adalah di Desa Pegundungan, Kecamatan Pejawaran; dan Desa Bantar Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. Di Desa Gabus,

Kecamatan Ngrampal, Sragen sudah mulai pengeboran dan pembangunan infrastruktur di Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar hampir rampung.

Selain itu, lanjut dia, dinasnya mengawal investasi untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Tegal dan Brebes, energi gelombang laut di wilayah selatan Jawa. Serta pemanfaatan energi panas bumi di sejumlah wilayah di Jateng.



Ekspedisi Energi 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya