SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di jalan lingkar kota (JLK) di Desa Singodutan, Selogiri, Wonogiri, Minggu (18/9/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Investasi Wonogiri kian menggeliat.

Solopos.com, WONOGIRI — Pengusaha dari luar Wonogiri mengincar lahan di tepi jalan lingkar kota (JLK) Wonogiri sejak proyek tersebut direalisasikan tahun lalu. Mereka cukup intensif menawar harga lahan warga yang saat ini sudah tinggi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

JLK direncanakan sejauh 15,3 km yang melintasi dua kecamatan, yakni Wonogiri dan Selogiri. Pembangunan dikerjakan dengan betonisasi. Lebar jalan 15 meter dengan area perkerasan 7 meter.

JLK itu dari persimpangan dekat Rumah Makan Pak Eko di Bulu Sulur, Kecamatan Wonogiri ke selatan hingga Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, lalu melalui Waduk Gajah Mungkur (WGM).

Selanjutnya ke arah Markas Polres Wonogiri lalu melalui Desa Pare hingga Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri dan berakhir di dekat Terminal Giri Adipura, Krisak, Selogiri.

Dari perencanaan 15,3 km tersebut JLK baru terbangun sepanjang 5 km. JLK di Kecamatan Wonogiri baru terbangun 4 km. Sedangkan di Kecamatan Selogiri 1 km. Sedianya JLK untuk mengurangi volumen kendaraan di jalan utama kawasan kota.

JLK diperuntukkan bagi kendaraan umum, termasuk angkutan umum, seperti bus. Anggaran proyek banyak disokong dari Pemprov Jateng.

Warga Dukuh Sanggrahan, Desa Singodutan, Sarmin, saat ditemui Espos di warungnya di Dukuh Krisak Kulon, Singodutan, Minggu (18/9/2016), menyampaikan sudah banyak orang luar daerah yang bertanya mengenai lahan di tepi JLK yang dijual.

Mereka menyatakan niat ingin membeli beberapa bidang tanah untuk dijadikan tempat usaha, seperti pertokoan. Mereka mengaku dari Solo, Boyolali, Surabaya, Demak, dan daerah lainnya. Menurut Sarmin mereka ingin sekali membeli lahan sejak mengetahui proyek JLK sudah direalisasikan. Mereka meyakini lahan yang dilalui JLK memiliki prospek usaha bagus.

“Tanah saya di Sanggrahan [Desa Singodutan] yang berukuran 13 meter x 15 meter belum lama ini ditawar dengan harga Rp300-an juta. Saya belum mau melepaskannya. Kalau saya lepas sebenarnya saya sudah untung banyak. Lahan itu semula seluasnya 25 meter x 15 meter saya beli Rp100 juta sekitar empat tahun lalu,” ucap pemilik warung bakso di Krisak Kulon itu.

Harga Naik

Dia melanjutkan harga lahan di kawasan tepi JLK kini naik tajam, terutama lahan di barat JLK. Sebelumnya harga lahan hanya Rp30.000/meter-Rp40.000/meter. Sejak terdengar kabar pemerintah akan membuat JLK yang melalui Singodutan sekitar tujuh tahun lalu, harga mulai merangkak naik. Harga lahan naik tajam sejak proyek JLK direalisasikan secara bertahap mulai tahun lalu.

“Sekarang ini lahan di tepi JLK ditawar Rp230.000/meter-Rp270.000/meter belum dilepas. Bahkan ada yang menawar Rp300.000/meter tapi juga belum dilepas. Artinya pemilik lahan minta lebih tinggi lagi. Para calon pembeli sendiri yang cerita. Mereka kerap datang ke warung saya. Tak sedikit dari mereka yang menitipkan nomor telepon kepada saya. Mereka minta dikabari kalau ada lahan yang dijual,” imbuh Sarmin.

Kepala Desa Singodutan, Karsanto, meyakini JLK akan bisa meningkatkan perekonomian warganya. Saat ini sudah banyak warga yang membuka usaha di tepi JLK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya