SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo akan menggelar seremoni ritual Kendi Nusantara dengan mengumpulkan 34 tanah dan air yang dibawa oleh 34 gubernur se-Indonesia di titik nol IKN Nusantara pada Senin (14/3/2022). (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Softbank Group memilih untuk mundur sebagai investor dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Alasannya, ada bagian dari proposal Softbank yang tidak bisa diakomodasi dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anggota Komisi XI DPR RI Hendrawan Supratikno memprediksi bakal ada calon investor lain yang mengikuti jejak Softbank mundur dari IKN.

“Itu sebabnya dengan perhitungan sebagai investasi dari Softbank dan mereka menilai tidak masuk secara ekonomis, itu sebabnya mundur. Dan juga saya tidak akan heran kalau ada 1-2 lagi konsorsium yang mundur,” ungkapnya dikutip dari keterangan resmi, Senin (14/3/2022).

Baca Juga: IKN Nusantara Butuh Dana Rp466 Triliun dan Waktu 20 Tahun

Meskipun demikian, Hendrawan menilai pemerintah sudah mengantisipasi keputusan Softbak tersebut. Alasannya, selain perusahaan modal ventura asal Jepang tersebut, IKN masih memiliki beberapa calon investor potensial seperti Uni Emirat Arab.

“Memang muncul kekhawatiran ya, kalau Softbank mundur, jangan-jangan konsorsium pendanaan lainnya akan mundur. Tetapi rupa-rupanya pemerintah sudah mengambil antisipasi dengan tadi, investor dari Uni Emirat Arab misalnya,” kata politisi PDIP ini.

Pemerintah melalui menteri terkait, diketahui telah melakukan pendekatan dengan pemerintah Arab Saudi sebagai calon penyokong dana pembangunan IKN jauh sebelum Softbank memutuskan untuk mundur dari megaproyek ini.

Baca Juga: Luas 256.142 Hektare, Ini Spesifikasi Ibu Kota Baru IKN Nusantara

Selain itu, Hendrawan menyebut pemerintah telah berkomitmen menggelontorkan APBN Rp90 triliun untuk mendukung pembangunan IKN.

Namun, anggaran tersebut baru akan menutupi kurang dari 20 persen dana yang ditargetkan yaitu Rp467 triliun guna keperluan pembangunan awal IKN.

Meskipun begitu, Hendrawan memastikan pemerintah telah menyiapkan beberapa skema pendanaan untuk menghadapi tantangan yang akan dihadapi.

“Pada pertemuan rapat Pansus pertama, Bu Sri Mulyani diberi kesempatan untuk menyampaikan assessment dari segi keuangan dan Ibu Sri Mulyani mengatakan komitmen APBN akan dialokasikan Rp90 triliun itu, tetapi pemerintah mempersiapkan skema-skema pendanaan yang disebut campuran lah, blended financing bahkan tidak ada salahnya kalau suatu saat kita menerbitkan obligasi khusus untuk ibukota negara,” jelas Hendrawan.

Baca Juga: Penampakan Jokowi Berkemah di Titik Nol IKN Nusantara

Hendrawan mengatakan regulasi yang mewajibkan batas defisit anggaran kembali ke tiga persen pada APBN Tahun Anggaran 2023 mendatang menjadi tantangan tersendiri dalam pembiayaan untuk proyek pembangunan IKN Nusantara.

“Undang-Undang Nomor 2 tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan serta Perppu Nomor 2 tahun 2020 yang mengharuskan kita kembali ke defisit anggaran tiga persen itu menjadi tantangan internal kita sebenarnya,” katanya.

Tantangan tersebut muncul lantaran Softbank Group telah memutuskan untuk mundur dari proyek IKN sehingga investasi mencapai Rp1.430 triliun batal diteken.

Baca Juga: Luhut: Uni Emirat Arab Bakal Berinvestasi untuk IKN Nusantara

Hendrawan menilai, hal ini berpotensi pada meningkatnya penggunaan APBN yang dialokasikan untuk menutupi kekurangan pembiayaan IKN dengan cara menambah utang dari luar negeri.

Sebagai solusi, sambungnya, tantangan tiga persen itu masih bisa dikoreksi dengan cara merevisi UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Sayangnya, hal tersebut masih belum dapat dilakukan oleh Komisi XI dalam waktu dekat sehingga strategi untuk menambah porsi APBN untuk IKN tanpa pinjaman asing, dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih (SAL) sekitar Rp200 triliun maupun refocusing anggaran.

“Nah hanya memang, di tengah-tengah kondisi seperti ini penyempitan atau penghematan anggaran atau pemangkasan anggaran ya, ini bisa memiliki efek yang tidak positif lah,” kata Hendrawan.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Sofbank Mundur Dari Proyek IKN, Konsorsium Lain Akan Menyusul?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya