SOLOPOS.COM - Plt Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan. (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO — Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi terkait kecelakaan bus yang mengangkut rombongan wisata dari Polokarto, Sukoharjo, di Bantul, DIY, Minggu (6/2/2022) lalu.

Meski belum mendapatkan kesimpulan, KNKT menemukan beberapa hal penting dalam investigasi tersebut. Salah satunya, terkait rem bus yang menurut hasil investigasi sementara masih dalam kondisi baik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Plt Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan, mengatakan dalam dua hari ini KNKT telah melakukan investigasi terkait kecelakaan yang menyebabkan 13 orang meninggal tersebut.

Baca Juga: Penyebab Kecelakaan Maut Bus Wisata di Bantul Masih Misterius

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengaku sudah menelusuri jalur yang dilalui bus pengangkut rombongan itu yang mengalami kecelakaan di Bantul, DIY, itu. “Pertama sudah kami coba untuk mengikuti rute bus itu, mulai dari tebing Breksi, Heha Sky View sampai ke Bukit Bego,” kata Ahmad saat ditemui wartawan di Kantor Dinas Perhubungan Solo, Selasa (8/2/2022).

Saat melalui jalan tersebut, kata Ahmad, kondisi sebenarnya kurang aman dilalui bus besar, baik dari lebarnya maupun elemen vertikalnya. “Nanti akan kami diskusikan dengan Bi

Memeriksa Jalur

Ahmad Wildan menegaskan saat ini KNKT masih mengumpulkan fakta-fakta di lapangan dan belum menyimpulkan apa pun. Selain memeriksa jalur, KNKT juga sudah memeriksa kondisi kendaraan.

Baca Juga: Detik-Detik Kecelakaan Maut Bus Wisata di Bantul: Mogok – Rem Blong

Fokus pemeriksaan bus yang mengalami kecelakaan di Bantul, DIY, itu adalah sistem pengereman. Ahmad Wildan mengatakan bagian pengereman kendaraan itu masih dalam kondisi baik. Menurutnya, tidak ada kebocoran angin atau masalah lain di bagian pengereman.

“Semua sistem berjalan baik. Jadi secara fungsional bus itu bisa mengerem. Tidak ada masalah teknis,” katanya. Saat dilakukan pemeriksaan bagian roda, ia juga mengatakan alur roda masih memenuhi syarat. Jarak antara kampas dan tromol juga masih dalam ambang batas normal.

Selanjutnya KNKT juga memeriksa saksi kejadian. Dalam hal ini yang diperiksa adalah pembantu pengemudi. Menurutnya, saksi menjelaskan saat kendaraan berjalan menurun, pengemudi menggunakan gigi tiga.

Baca Juga: Ini Pesan Terakhir Sopir Bus Wisata Sebelum Kecelakaan Maut di Bantul

Pengereman Berkali-Kali

Karena itu, kendaraan meluncur cukup cepat. Wildan menjelaskan kondisi jalan tersebut menurun dan banyak tikungan. Kemudian pengemudi melakukan pengereman berkali-kali.

Hal itu sesuai dengan keterangan saksi lain yakni warga yang berada di mobil di belakangnya yang melihat lampu rem bus terus menyala namun bus masih melaju.

Mendekati titik kecelakaan, menurut informasi yang didapatkan KNKT, pengemudi bus kemudian kesulitan mengerem. Kemudian pengemudi berupaya memindahkan gigi dari gigi 3 ke gigi 2. “Itu tidak mungkin terjadi. Pasti akan masuk ke gigi netral,” katanya.

Baca Juga: Bukit Bego, Jalur Maut Lokasi Kecelakaan Bus di Bantul

Seperti diberitakan, bus yang mengangkut rombongan wisata dari Polokarto, Sukoharjo, mengalami kecelakaan di jalan Mangunan-Imogiri, Wukirsari, Imogiri, Bantul, DIY, Minggu (6/2/2022) siang.

Kecelakaan itu mengakibatkan 13 penumpang meninggal dunia. Informasi awal banyak yang menduga bus itu kecelakaan karena masalah pada pengereman dan demi menghindari kecelakaan fatal dengan menghantam tebing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya