SOLOPOS.COM - Pengguna kendaraan bermotor melewati deretan rumah toko (ruko) di kawasan Solo Baru, Selasa (15/9/2015). (Bony Eko Wicaksono /JIBI/Solopos)

Investasi Sukoharjo, khususnya Solo Baru, masih dianggap menjanjikan dan membuat harga tanah di Solo Baru meroket.

Solopos.com, SUKOHARJO — Makelar tanah diketahui bergentayangan di kawasan Solo Baru selama beberapa tahun terakhir. Mereka menyasar tanah yang hendak dijual warga yang letaknya sangat strategis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Harga tanah di Solo Baru tak terbendung dalam lima tahun terakhir. Bahkan, harga tanah di kawasan tersebut mencapai Rp50 juta per meter persegi. Tak ayal, mahalnya harga tanah di kawasan Solo Baru dimanfaatkan para makelar tanah yang jeli memanfaatkan peluang bisnis. Mereka kerap mengorek informasi tentang tanah warga yang hendak dijual.

“Sejak dahulu memang sudah makelar tanah. Biasanya, mereka menjadi perantara transaksi jual beli tanah yang harganya di atas Rp20 juta,” kata sumber Solopos.com saat ditemui di Kantor Kepala Desa Grogol, Kecamatan Grogol, Rabu (16/9/2015).

Para makelar tanah itu sering mendatangi lahan kosong atau tidak digarap milik warga. Mereka mencari tahu siapa pemilik lahan kosong itu kepada warga. Kadang, para makelar tanah itu juga mengorek informasi mengenai harga tanah di sekitar lahan kosong tersebut.

Maklum saja, lahan kosong di kawasan Solo Baru menjadi incaran para makelar tanah. Apalagi lokasi lahan kosong itu berada di ring I, yakni sepanjang Jl. Ir. Soekarno. “Tak sembarang orang bisa membeli tanah di kawasan Solo Baru. Hanya orang kaya yang bisa membeli tanah karena harganya sangat mahal,” papar dia.

Sebagian makelar tanah itu berasal dari luar Sukoharjo. Namun, tak sedikit pula makelar tanah yang berasal dari Sukoharjo terutama di sekitar kawasan Solo Baru. Mereka mengetahui secara jelas letak lahan kosong atau bangunan milik warga yang tak lagi dipakai.

Para makelar tanah itu diketahui membentuk jaringan untuk memuluskan proses transaksi jual beli tanah. “Mereka saling mengenali baik kendati berasal dari luar Sukoharjo. Nah, apabila transaksi jual beli tanah deal maka mereka juga membagi komisi uang kepada makelar lainnya,” terang dia.

Praktik makelar tanah diperkirakan akan selalu muncul selama harga tanah di kawasan Solo Baru naik drastis. Semakin mahal harga tanah maka semakin banyak makelar tanah yang bergentayangan untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.

Di sisi lain, Kepala Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Pratono, mengatakan selama ini, proses transaksi jual beli tanah di kawasan Solo Baru tak pernah melibatkan pemerintah desa. Padahal, sesuai aturan, proses transaksi jual beli tanah harus melibatkan pemerintah desa.

Dia memperkirakan para calon investor tetap akan melirik tanah di kawasan Solo Baru kendati harganya sangat mahal. “Tahu-tahu saya mendapat laporan ada pembangunan toko atau hotel. Selama ini memang kami tak pernah dilibatkan saat proses transaksi jual beli tanah. Paling tidak kami harus tahu identitas diri pembeli dan penjual tanah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya