SOLOPOS.COM - Kawasan Solo Baru (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pengalokasian anggaran Rp10 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2014 untuk pembangunan taman di Jl. Ir. Soekarno mendapat reaksi miring.

Pengalokasian anggaran tersebut dinilai sebagai bukti lemahnya strategi diplomasi Pemkab Sukoharjo. Pendapat tersebut disampaikan Ketua Palapa Mukti Sukoharjo, Agus Tri Raharjo, yang juga Ketua Nasional Forum Pembaharuan Desa (FPD), ditemui Solopos.com, Jumat (8/11/2013).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Agus menilai anggaran Rp10 miliar akan lebih baik bila disalurkan ke 150 desa di Kota Makmur. Tujuannya untuk membangun wilayah seperti yang pernah dijanjikan Bupati Sukoharjo, semasa kampanye pilkada lalu. “Saat kampanye bupati pernah menjanjikan alokasi dana desa (ADD) Rp200 miliar untuk setiap desa,” ungkapnya meyakinkan.

Mengenai pembangunan kawasan Solo Baru, Agus menilai seharusnya Pemkab Sukoharjo bisa lebih mempunyai posisi tawar di hadapan para investor. Maksudnya, saharusnya investor diminta ikut berperan membangun kawasan. Apalagi investor yang masuk Solo Baru terbilang kategori kelas kakap.

Artinya, Agus melanjutkan, investor mengeluarkan tambahan modal untuk membangun lingkungan, bisa jadi bukan perkara berat. Langkah seperti itu menurut dia bisa ditempuh Pemkab Sukoharjo. Tujuannya supaya APBD kabupaten bisa dioptimalkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan wilayah desa.

Di sisi lain Agus mengapresiasi positif maraknya investasi di Solo Baru. Namun menurut dia perlu pendekatan ekstra dari Pemkab Sukoharjo supaya pembangunan kawasan bisa berdampak positif bagi warga setempat. Utamanya dalam pembukaan bidang usaha baru dan penyerapan tenaga kerja lokal, untuk mendongkrak kesejahteraan rakyat.

Terpisah, Camat Grogol, Agustinus Setiyono menerangkan, pesatnya pembangunan kawasan Solo Baru telah memberikan dampak positif cukup signifikan bagi masyarakat. Contohnya peluang usaha rumah indekos atau rumah kontrakan di sekitar pusat perbelanjaan. “Rumah indekos ini luar biasa sekali, semakin menjamur,” ungkapnya.

Di samping itu, camat menjelaskan, pembangunan pesat kawasan Solo Baru berdampak pada peningkatan harga tanah secara signifikan. Kondisi tersebut menurut dia sangat menguntungkan warga. Di sisi lain, Agustinus mengungkapkan, para investor telah diminta berpartisipasi dalam pembenahan infrastruktur lingkungan di Soba.

Dia mencontohkan rencana pembenahan saluran drainase di sekat Jembatan Bacem oleh investor rumah sakit (RS). Di samping itu, sejumlah pengusaha pusat perbelanjaan modern kelas menengah-atas telah diminta berpartisipasi dalam peningkatan infrastruktur. “Para investor kami minta aktif berpartisipasi benahi lingkungan,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya