SOLOPOS.COM - Eskavator milik DPU yang rusak di TPA Putri Cempo, Jumat (15/3/2013). (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Investasi Solo, konstruksi PLTS Putri Cempo bakal mulai dibangun pada Januari 2018.

Solopos.com, SOLO — Pembangunan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Mojosongo, Solo, akan dikerjakan Januari 2018. Hingga kini, pembersihan lahan dari tumpukan sampah untuk pembangunan konstruksi masih dikerjakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembersihan lahan tersebut membutuhkan waktu tiga bulan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo Hasta Gunawan mengatakan ketersediaan lahan untuk pembangunan kontruksi PLTS di TPA Putri Cempo belum mencukupi.

Konstruksi itu membutuhkan lahan seluas 2,5 hektare di sisi utara TPA. Namun, sebagian lahan masih tertutup timbunan sampah yang mencapai 159.000 meter kubik. “Untuk memindahkan sampah kita butuh waktu tiga bulan,” katanya ketika dijumpai wartawan di Benteng Vastenburg, Minggu (27/8/2017).

Proses pemindahan sampah dilakukan dengan mengerahkan 10 dump truck dan tiga ekskavator. Menurut Hasta, pembersihan lahan harus selesai sebelum akhir tahun karena peletakan batu pertama pembangunan PLTS dikerjakan awal Januari 2018.

Diperkirakan pembangunan konstruksi membutuhkan waktu satu setengah tahun. “Akhir tahun alat-alat berat harus sudah masuk, kemudian awal Januari ground breaking,” ujar Hasta.

Secara umum tahapan pembangunan PLTS oleh PT Solo Citra Plasma Power selaku investor masih sesuai jadwal. Berjalan beriringan dengan pemindahan sampah, investor tengah melakukan studi kelayakan, studi penyambungan, UKL/UPL, analisis dampak lingkungan (amdal), serta kajian pendukung lainnya.

Disinggung soal kelanjutan kerja sama dengan PT PLN untuk pembelian listrik, Hasta mengatakan tetap mengacu Permen ESDM No. 12/2017 yang mengatur tentang pelaksanaan pembelian tenaga listrik.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo sebelumnya mengatakan PT PLN sepakat membeli energi listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga sampah dengan harga dasar 18,77 sen dolar/kWh atau setara Rp2.496/kWh. Harga tersebut dinilai layak dan sudah memberi keuntungan bagi investor.

“Sudah kami hitung-hitung. Investor masih dapat keuntungan. Kalau kami hitung dalam setahun investor bisa mendapat Rp71 miliar,” kata Rudy sapaan akrabnya.

Rudy menyakini pengelolaan sampah di tangan konsorsium mampu menguntungkan bagi Kota Solo di antaranya ke depan tidak ada lagi sampah yang tertimbun di TPA Putri Cempo. Sampah tersebut sudah diolah menjadi energi listrik. Selain itu, Pemkot juga tidak harus mengeluarkan anggaran untuk membayar tipping fee.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya