SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri tekstil. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos,com, SOLO—Kinerja sektor industri di tengah kondisi perekonomian yang masih belum stabil ditambah dengan adanya musibah pandemi Covid-19 pada 2021 masih mengalami penurunan. Meskipun demikian, kinerja realisasi investasi Indonesia cukup tinggi mencapai Rp219,7 triliun.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan sektor industri pengolahan nonmigas secara kumulatif pada semester I tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 0,71%, jika dibandingkan pada semester I tahun 2020.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi nasional juga mengalami penurunan sebesar 0,74% pada semester I tahun 2021. Sementara utilisasi industri pengolahan nonmigas pada Maret 2021 mulai meningkat kembali menjadi 61,3%.

“Meskipun demikian, secara kumulatif sepanjang periode Januari – Maret 2021, kinerja realisasi investasi Indonesia masih cukup tinggi dengan nilai investasi mencapai Rp. 219,7 triliun,” ujar dia, dalam peresmian pabrik daur ulang botol plastik PT Veolia Services Indonesia secara virtual, Rabu (30/6/2021).

Baca Juga: Pelaku Usaha Butuh Insentif Selama PPKM Darurat Jawa-Bali

Memiliki Daya Tarik

Agus menjelaskan realisasi investasi tersebut terdiri dari investasi dalam negeri (PMDN) sebesar Rp108 triliun dan investasi PMA senilai Rp111,7 triliun serta menyerap sekitar 311.793 tenaga kerja.

Hal ini menandakan di tengah pandemi, Indonesia masih memiliki daya tarik bagi investasi dengan besarnya pasar yang dimiliki, sumber daya yang melimpah, pertumbuhan ekonomi serta adanya dukungan regulasi dari pemerintah. Investasi juga merupakan salah satu motor pendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta sekaligus akan menyerap tenaga kerja di sektor industri.

Selain itu, nilai Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Mei 2021 menempati posisi 55,3 sesuai dengan yang dirilis oleh IHS Markit. Angka PMI pada Mei 2021 mencatatkan capaian tertinggi selama periode 6 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa industri manufaktur berada dalam level ekspansif.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Bisnis di 2021 yang Berpotensi Mendatangkan Cuan Banyak

Di sisi lain, dalam hal mendukung industri melakukan transformasi ke arah pembangunan berkelanjutan, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendorong pembangunan industri melalui konsep industri hijau dengan prinsip penggunaan sumber daya yang efisien.

Selain itu juga ramah lingkungan, dapat diguna ulang dan berkelanjutan serta memanfaatkan sampah sebagai energi alternatif. Menurutnya, sejak 2010 Kementerian Perindustrian telah memberikan penghargaan industri hijau kepada para pelaku industri.

Kementerian perindustrian terus mencari upaya untuk meningkatkan daya saing industri melalui langkah kebijakan strategis yang berfokus pada memperkuat struktur industri, Standar Nasional Indonesia (SNI). Di samping itu juga menciptakan iklim usaha yang kondusif, mempromosikan industri prioritas, mengembangkan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis digital untuk menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri seiring dengan penerapan industri 4.0.

Maka untuk mendorong transformasi tersebut, Kemenperin telah menyiapkan berbagai macam kebijakan yang dapat memberikan stimulus agar industri bisa segera menerapkan transformasi industri 4.0 tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya