SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasar modal (JIBI/Bisnis Indonesia)

Harianjogja.com, JOGJA—Sistem pasar modal Islami yang menggunakan mekanisme tidak boleh merugikan salah satu pihak, menjadi harapan besar untuk membangkitkan ekonomi bangsa. Tidak hanya itu, penerapan pasar modal islami juga mengantisipasi dampak negatif tatanan ekonomi liberal saat ini.

Pakar Kajian Pasar Modal Islam dari Universitas Airlangga Raditya Sukmana mengatakan, banyak orang yang ingin sukses dan kaya dengan melakukan segala hal. Bahkan demi mencapai cita-citanya itu, orang tidak lagi menimbang baik atau buruk.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Usaha yang menjatuhkan orang lain dengan cara disengaja pun dilakukan sehingga menimbulkan kerugian dan kebangkrutan bagi pihak lain,” ujarnya saat mengisi acara Sarasehan & Roundtable Discussion On Islamic Capital Market di Banyumili Resto, Senin (14/10/2013).

Raditya mengatakan, untuk mengatasi hal itu maka pasar modal Islami perlu diterapkan. Pasalnya, banyak keuntungan dari penerapan pasar modal islami. Di antaranya, sambung dia, Islamic Indeks untuk mengakomodasi investor yang halal, perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang halal, serta menghilangkan bunga bank konvensional, karena dapat merugikan salah satu pihak di masa mendatang.

“Ukuran halal di sini yaitu usaha yang bermanfaat dan tidak merusak. Contoh yang merusak atau merugikan itu perusahaan judi, minuman keras dan hal yang merusak lingkungan sosial, mental ataupun kesehatan lainnya”, ungkap Raditya pada acara yang dimoderatori oleh Kepala International Program for Islamic Economics and Finance (IPIEF) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Mashudi Muqorrobin.

Raditya mengajak agar seluruh masyarakat Indonesia lebih peduli dengan pasar modal. Bila masyarakat terlibat dalam pasar modal, maka dapat membantu ketetapan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selian itu, katanya, bila pasar modal dikuasai asing, di masa mendatang bisa saja investor asing menarik modalnya keluar dari Indonesia. Hal itu justru akan menimbulkan kerugian besar bagi ekonomi bangsa.
“Di Singapura saya jumpai, satpam bandara saja ikut dalam pasar modal. Untuk itu, masyarakat juga harus terlibat. Dengan begitu, diharapkan kekuatan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga”, paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya