SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta--Pemerintah membutuhkan investasi sebesar US$3,30 miliar sampai dengan tahun 2014 untuk pengembangan Energi Arus Laut (EAL) di Kepulauan Riau.

Hal ini disampaikan Tim Kajian Staf Ahli Bappenas Bidang Tata Ruang dan Kemaritiman Rizal S.Sabirin dalam Seminar Kebijakan Pengembangan Energi Arus Laut di Kepulauan Riau di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (16/11).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Rizal, untuk pembangunan pembangkit energi arus laut dibutuhkan biaya investasi yang berkisar antara US$ 500 sampai dengan US$ 3 ribu per KW, sedangkan biaya produksi sekitar US$ 0,01-0,05 per KWh.

“Oleh karena itu, untuk 4 ribu KWh/kapita/tahun dengan kapasitas yang terpasang sekitar 1.100 Megawatt pada 2014, pemerintah membutuhkan investasi sebesar US$ 0,55 miliar sampai US$ 3,30 miliar,” jelas Rizal.

Rizal menambahkan untuk sasaran tahun 2025 dengan 6 ribu KWh/kapita/tahun dan kapasitas terpasang sekitar 2.400 Megawatt, pemerintah membutuhkan dana sebesar US$ 1,20 miliar-US$ 7,20 miliar hingga 2025.

Untuk sasaran ekspor sebagai 25% konsumsi Singapura diperlukan tambahan sekitar 1.500 megawatt. Sehingga investasi ekspor yang dibutuhkan sebesar US$ 0,75 miliar sampai US$ 4,50 miliar.

Rizal menjelaskan terlepas dari besaran nilai investasi dan biaya operasi, pembangkit EAL tidak terganggu oleh fluktuasi harga tradable energy di mana fluktuasinya cukup ekstrim sehingga sulit untuk mengembangkan komitmen jangka panjang terkait dengan pemanfaatan energi primer tersebut.

“Jelas dalam hal ini bahwa pengembangan energi arus laut untuk pembangkitan listrik menjadi pilihan logis untuk jangka pendek maupun jangka panjang,” ungkap Rizal.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya