SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi. (IJIBI/Solopos/Istimewa)

Investasi Klaten terbuka lebar namun terkendala persoalan lahan.

Solopos.com, KLATEN – Bupati Klaten, Sri Mulyani, menyatakan peluang investasi masih terbuka lebar. Namun, persoalan lahan menjadi kendala untuk mendongkrak investasi di Kabupaten Bersinar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mulyani menuturkan Klaten menjadi salah satu penyangga pangan di Jawa Tengah (Jateng) dan nasional. Lahan pertanian seluas 38.000 ha ditargetkan pemerintah provinsi dijadikan sawah lestari atau dipertahankan keberadaannya. Namun, saat ini baru tersedia sekitar 32.000 ha sawah lestari di Kabupaten Bersinar.

Sementara, pengembangan kawasan industri dibutuhkan untuk mendongkrak kemajuan daerah. Apalagi, Kabupaten Bersinar berada di antara dua kota besar yakni Jogja dan Solo.

“Klaten sebagai salah satu penyangga pangan Jateng dan nasional menjadi kesulitan kami menerima investor yang akan masuk ke Klaten. Kaitannya dengan revisi Perda RTRW [rencana tata ruang wilayah] sudah kami bahas beberapa kali rapat. Pada 2018, revisi RTRW dilakukan. Melalui revisi itu, posisi Klaten sebagai penyangga pangan Jateng dipertahankan namun tidak ketinggalan dengan daerah lain dengan membuka peluang investor dari luar,” kata Mulyani, Senin (11/12/2017).

Selain mempertahankan sawah lestari, kendala lain untuk menarik investor menanam modal di Klaten yakni pada harga tanah. Di sejumlah kawasan yang sudah ditetapkan menjadi zona industri harga tanahnya sudah tinggi.

Mulyani mencontohkan seperti beberapa zona industri di wilayah Kecamatan Prambanan. Harga tanah di wilayah tersebut mencapai Rp2 juta/meter persegi.

“Kalau di perizinan saya rasa tidak menjadi kendala. Kami buat sistem agar perizinan juga bisa dipercepat. Sebenarnya kendala itu berada di mahalnya harga tanah. Karena memang Klaten tanahnya subur dan letaknya strategis,” urai dia.

Terkait tingginya harga tanah tersebut, ia mengatakan pada revisi Perda RTRW bakal dilakukan kajian untuk membuka zona industri baru di wilayah yang memiliki harga tanah relatif rendah. Zona tersebut terutama dikembangkan di wilayah selatan Kabupaten Klaten.

“Seperti di wilayah Kecamatan Gantiwarno beberapa daerah kami harapkan bisa menjadi zona industri,” ungkapnya.

Kabid Perindustrian Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Klaten, Yoenanto Sinung Noegroho, mengatakan pembentukan zona industri diarahkan ke wilayah selatan dengan topografi lebih datar jika dibandingkan wilayah utara dengan kondisi wilayah berupa pegunungan.

“Kami pengembangan banyak ke selatan karena topografinya lebih datar. Utara itu kebanyakan berupa pegunungan, wilayahnya lebih lebih hijau, dan banyak sumber air,” kata dia.

Terkait investor yang berdatangan ke Klaten, Sinoeng menjelaskan kebanyakan menanamkan modal ke wilayah zona industri seperti di Kecamatan Ceper serta Prambanan. Ia tak menampik tingginya harga tanah menjadi salah satu kendala untuk pengembangan investasi di Kabupaten Bersinar. Selain itu, di Klaten belum ada kawasan industri lantaran lahan yang tersedia terbatas.

“Untuk kawasan itu minimal 25 ha harus disediakan. Untuk Klaten tidak ada kawasan industri. Yang ada lokasi-lokasi yang ditunjuk di setiap kecamatan untuk menjadi zona industri. Yang besar memang di Ceper dan Prambanan,” kata dia.

Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Klaten, capaian realisasi investasi di Klaten hingga triwulan III 2017 atau hingga September mencapai Rp358.478.430.000. realisasi itu berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp224,4 miliar dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp134,05 miliar.

“Angka itu melebihi target dari BKPM untuk Klaten pada 2017 sebesar Rp310 miliar. Hingga triwulan III, Klaten sudah mencapai 115,6 persen dari target,” kata Sekretaris DPM-PTSP Klaten, Tri Koniantini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya