SOLOPOS.COM - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, memotong pita saat groundbreaking pabrik tekstil PT Ungaran Sari Garment (USG) di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (6/11/2015). (JIBI/Solopos/BKPM)

Investasi Indonesia bertambah. Investor asal Amerika Serikat menanamkan modalnya di Ungaran, Semarang.

Solopos.com, SEMARANG — Investasi Indonesia bertambah lagi. Investor dari Amerika Serikat menanamkan modalnya di Ungaran, Semarang. Pabrik tekstil PT Ungaran Sari Garment (USG) di Ungaran, Kabupaten Semarang,  Jumat (6/11/2015) mulai dibangun. Ground Breaking proyek PT USG dilangsungkan hari ini dengan dihadiri Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

USG merupakan perusahaan penanam modal asing (PMA) asal Amerika Serikat dengan induk perusahaannya Busana Apparel Group yang bergerak di bidang usaha Industri pemintalan benang jahit, pertenunan, pakaian jadi (konveksi) dari tekstil.

USG merupakan salah satu mitra kerja sama yang memasok Perusahan Van Heusen, Tommy Hilfiger, Calvin Klein, Ann Taylor, J.Jill, Talbots and Lucky Brand. USG tercatat sebagai salah satu anak perusahaan Busana Apparel Group, salah satu grup perusahaan garmen yang telah mengekspor ke berbagai negara di Asia, Amerika, dan Eropa.

Busana Apparel Group telah memproduksi pakaian wanita, pakaian pria dan juga pakaian olahraga dengan kapasitas produksi 4.500.000 potong per bulan dengan jumlah tenaga kerja 16.000 orang.

Menurut Franky, ada beberapa nilai strategis dari keberadaan proyek investasi tersebut, yaitu mendukung penciptaan lapangan kerja, meningkatkan ekspor serta menguatkan keberadaan Jawa Tengah sebagai tujuan utama investasi sektor tekstil di Indonesia.  

 “Dengan rencana investasi sebesar USD 15 juta, PT Ungaran Sari Garment memiliki rencana penyerapan tenaga kerja hingga 2.000 orang. Sementara produknya untuk   memasok merek ternama seperti Calvin Klein, di mana 100% diekspor terutama ke wilayah Amerika dan Eropa dengan nilai ekspor mencapai USD 40,5 juta,”  ujar Franky dalam rilisnya, Jumat.

Franky menilai bahwa Industri tekstil memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan terutama di Provinsi Jawa Tengah. Menurut data BKPM sepanjang periode Januari-September 2015, realisasi investasi tekstil dan produk tekstil di Jawa Tengah sendiri naik 10 kali lipat dari Rp 263 miliar menjadi Rp 2,7 triliun.

Penyerapan tenaga kerja naik hingga 20 kali lipat dari 3.074 orang menjadi 60.442 orang. Hal ini menguatkan Jawa Tengah sebagai sentra investasi tekstil terbesar di Indonesia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya