SOLOPOS.COM - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, memotong pita saat groundbreaking pabrik tekstil PT Ungaran Sari Garment (USG) di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (6/11/2015). (JIBI/Solopos/BKPM)

Investasi Indonesia di Jateng khususnya tekstil naik 10 kali lipat.

Solopos.com, SEMARANG — Investasi Indonesia di Jateng di bidang tekstil dan produk tesktil selama Januari-September 2015 naik 10 kali lipat menjadi Rp2,7 triliun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat menghadiri ground breaking proyek PT Ungaran Sari Garment (USG) di Ungaran, Semarang, Jumat (6/11/2015), Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan keberadaan PT USG akan meningkatkan ekspor tekstil Indonesia yang saat ini baru mencapai 1,85% dari market share tekstil dunia sebesar US$ 700 miliar.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dengan rencana investasi sebesar USD 15 juta, PT Ungaran Sari Garment memiliki rencana penyerapan tenaga kerja hingga 2.000 orang. Sementara produknya untuk   memasok merek ternama seperti Calvin Klein, di mana 100% diekspor terutama ke wilayah Amerika dan Eropa dengan nilai ekspor mencapai USD 40,5 juta,”  ujar Franky dalam rilisnya Jumat.

Franky menilai industri tekstil memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan terutama di Provinsi Jawa Tengah. Menurut data BKPM sepanjang periode Januari-September 2015, realisasi investasi tekstil dan produk tekstil di Jawa Tengah sendiri naik 10 kali lipat dari Rp263 miliar menjadi Rp2,7 triliun.

Penyerapan tenaga kerja naik hingga 20 kali lipat dari 3.074 orang menjadi 60.442 orang. Hal ini menguatkan Jawa Tengah sebagai sentra investasi tekstil terbesar di Indonesia.

Sementara itu, realisasi investasi industri tekstil dan produk tekstil secara keseluruhan mencapai 523 proyek senilai Rp5,8 triliun, naik 25% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 177 proyek dengan nilai Rp4,65 triliun.

Investasi di sektor tekstil dan produk tekstil masih didominasi oleh industri pakaian jadi dengan jumlah 203 proyek dan nilai investasi Rp1,33 triliun diikuti oleh industri tekstil lainnya sebanyak 42 proyek dengan nilai Rp224 miliar, dan industri penyelesaian akhir tekstil sebanyak 41 proyek dengan nilai Rp155,8 miliar.

“Hal yang menarik adalah ternyata investor Amerika Serikat juga tertarik berinvestasi di sektor padat karya berorientasi ekspor yang selama ini lebih didominasi oleh investor Korea, Taiwan, Singapura dan Tiongkok. Ini menunjukkan bahwa potensi sektor padat karya masih diminati oleh para investor asing dan masih dinilai kompetitif,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya