SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi emas (Solopos/Farida Trisnaningtyas)

Solopos.com, SOLO -- Investasi emas kerap menjadi pilihan masyarakat. Apalagi saat ini harga emas melambung hingga menembus Rp1 juta/gram sehingga banyak orang yang berburu emas.

Selain faktor kemudahan, investasi emas juga dianggap aman bagi orang awam yang ingin berinvestasi tetapi tidak mau mengambil risiko.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Investasi emas dinilai menjanjikan karena secara umum harga emas terus naik dari waktu ke waktu. Misalnya pada 2015, harga emas berkisar Rp490.000-Rp 530.000 per gram.

Hendak Disumbangkan, Sapi Kurban Jokowi Ngamuk

Beberapa bulan belakangan harga emas mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya menjadi di kisaran Rp700.000 per gram. Artinya harga emas sudah mengalami kenaikan hingga 35%. Kini harga emas sudah mencapai Rp1 juta/gram.

Ada banyak faktor yang memengaruhi naik-turunnya harga emas. Sebelum memulai investasi emas, tidak ada salahnya Anda mengenal beberapa faktor yang memengaruhi naik-turunnya harga emas sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber, Senin (2/9/2019).

Ketidakpastian Global

Berbagai situasi yang terjadi di sekeliling kita seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang adalah salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Misalnya pada 1998 saat terjadi kerusuhan dan tumbangnya Presiden Soeharto.

Dalam kondisi seperti itu, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat. Karena itulah saat terjadi krisis atau perang, biasanya harga emas akan melonjak naik.

Sebagaimana dikutip dari Bisnis.com, ketika kondisi dan situasi politik ekonomi global tak menentu, misalnya perang dagang antara AS dan China. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan para investor.

Dijamin Gampang, Ini Tiga Resep Bikin Klepon ala Presiden Soekarno

Ketika ada pergolakan ekonomi atau politik, investor akan berbondong-bondong mengamankan dananya dalam bentuk emas. Hal ini karena emas merupakan aset yang bersifat safe haven, yakni dapat bertahan dan bahkan mampu meningkat pada saat kondisi pasar mengalami goncangan atau ketika aset investasi lain menurun.

Ada tiga alasan emas baru dipilih manakala ekonomi sedang tidak menentu atau terdapat gejolak geopolitik. Pertama, nilai emas tetap terjaga meski terjadi inflasi atau deflasi. Kedua, nilai emas tetap terjaga meski terjadi krisis ekonomi atau perang.

Ketiga, permintaan akan emas tidak berkurang seiring dengan ketersediaan emas yang terbatas. Tak heran, pamor emas umumnya melejit ketika sedang krisis bahkan selalu diburu untuk investasi.

Nilai Tukar Dolar AS

Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah. Sehingga pergerakan harga emas dalam negeri sangat dipengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Watu Sigong Klaten, Batu Misterius yang “Mainkan” Gamelan di Malam Hari

Biasanya, bila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal menguat atau tinggi. Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun.

Permintaan dan Penawaran Emas

Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya bikin logam mulia yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini bakal naik. Sebaliknya, harganya akan turun apabila penawaran lebih besar daripada permintaannya.

Sebagaimana dikutip dari laman OJK, ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas. Bahkan,produksi emas di dunia selain dari hasil pertambangan juga berasal dari daur ulang emas. Ada dua versi hasil hitung dari total emas yang ada di dunia.

Jadi Ramai Gegara Viral di Instagram, Ini Keistimewaan Bakso Pak Min Solo

Versi pertama dari Thomson Reuters GFMS yang menyebut angka totalnya mencapai 171.300 ton. Sementara versi kedua dari James Turk, pendiri Gold Money, yang memperkirakan jumlahnya mencapai 155.244 ton. Dengan jumlah yang terbatas, emas selalu menjadi investasi yang diincar banyak kalangan.

Suku Bunga

Naik turunnya suku bunga juga mempengaruhi pergerakan harga emas. Ketika suku bunga naik, harga emas cenderung melemah. Saat suku bunga naik, ketertarikan orang untuk berinvestasi emas berkurang.

Orang-orang biasanya akan mengalihkan uangnya pada instrumen investasi lainnya, seperti deposito yang memiliki bunga tinggi. Misalnya ketika Bank Sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya.

Harga Tembus Rp1 Juta/Gram, Warga Soloraya Serbu Investasi Emas

Dolar menjadi tidak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas. Begitu juga sebaliknya. Saat ini, The Fed telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga. Harga emas pun melonjak naik karena keluarnya keputusan tersebut.



Inflasi

Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas.

Hal ini dikarenakan masyarakat yang enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan lebih memilih berinvestasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman ketika inflasi. Karena semakin diminati inilah, maka harga emas akan meningkat pula.

3 Tips Bisa Berkurban Walaupun Tabungan Anda Belum Cukup

Itulah beberapa penyebab naik-turunnya harga emas. Jadi bila ingin investasi emas, tidak ada salahnya melihat beberapa faktor itu. Siapa tahu tepat sehingga bisa membeli emas saat murah dan bisa diinvestasikan untuk kemudian hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya