SOLOPOS.COM - EMAS BATANGAN MENINGKAT

Investasi berupa emas batangan lebih menguntungkan dan aman.

Harianjogja.com, JOGJA– Sebagian masyarakat masih salah kaprah melakukan investasi emas saat ini. Tidak sedikit yang membeli perhiasan emas untuk tujuan investasi. Adapun investasi pilihan emas batangan adalah hal yang tepat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pempinan PT. Pegadaian Wilayah XI Jateng-DIY Endah Susiani mengatakan, menginvestasi emas tidak mencari untung dan tidak membuat orang menjadi kaya. Tetapi, investasi emas justru memberikan rasa aman secara ekonomi kepada pemiliknya. Sebab, jika sewaktu dibutuhkan, emas yang dimiliki bisa membantu untuk mendapat modal kerja atau membayar dana pendidikan.

Untuk itu, Pegadaian akan melakukan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan investasi emas dibandingkan perhiasan serta tabungan berbentuk uang.

“Kalau menabung dengan uang, pasti nilainya akan turun. Apalagi kalau terkena inflasi atau bunga perbankan. Sementara kalau menabung emas, maka nilainya tidak akan turun tetapi justru bertambah di masa mendatang,” katanya kepada Harianjogja di sela seminar Cara Ampuh Investasi emas di Santika Hotel Jogja, Kamis
(26/2/2015).

Sayangnya, banyak orang yang salah kaprah melakukan investasi emas. Sebagian membeli perhiasan emas, padahal emas ini terkena PPn. Selain itu, saat dijual terkena biaya perawatan. Hal itu berbeda dengan investasi emas batangan. Pihaknya menawarkan emas batangan mulai dari 1 gram, 5 gram, 10 gram, 25 gram hingga 50 gram dengan membayar DP sebesar 10%.

“Emas batangan tidak ada PPn. Jadi cocok untuk tabungan. Minat masyarakat untuk investasi emas batangan besar. Setiap seminar yang kami gelar, sedikitnya 1 kg emas batangan terjual,” kata Endah.

Dari emas batangan yang ditawarkan Pegadaian, sebanyak 70% memilih emas batangan antara satu hingga lima gram. Menurut dia, hal itu menunjukkan kemampuan ekonomi masyarakat untuk membeli emas batangan sangat tinggi.

“Ini menunjukkan juga potensi masyarakat untuk berinvestasi emas sangat besar. Meskipun mereka menabung atau membeli emas secara bertahap,” terangnya.

Disinggung soal target Pegadaian DIY-Jateng tahun ini, Endah menjelaskan, target standing 2015 all product sebesar Rp3,1 Triliun. Dari jumlah tersebut, penjualan emas di DIY ditarget sebesar Rp20 miliar dari target DIY-Jateng sebesar Rp120 miliar. Target tersebut naik 30% dibandingkan 2014.

“Dominasi transaksi di Pegadaian masih gadai, capaiannya sebesar 85 persen,” sambungnya.

Sementara, motivator investasi emas batangan Rully Kustandar mengatakan, hukum perdata emas yang berlaku di dunia mengatakan, siapa pemegang emas dialah pemiliknya. Hal itu menegaskan bahwa tidak ada sertifikat emas.

“Sertifikat bukan menunjukkan kepemilikan emas, tetapi kemurnian emas, besaran karatnya. Hanya orang Indonesia yang gila sertifikat. Padahal, harga emas di seluruh dunia sama,” tutur Rully.

Dia menjelaskan, emas juga bukan harga gonogini sehingga tidak bisa bisa dibagi. Hal itu bisa memberi keuntungan tersendiri bagi pemiliknya.

“Emas juga menjadi alat ukur, mudah diperoleh, dibawa, disimpan dan dicairkan. Sayangnya, kelemahan investasi emas menjadi tempat cuci uang karena tidak terdeteksi keberadaannya,” tutup Rully.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya