SOLOPOS.COM - (JIBI/SOLOPOS/Ist)

(JIBI/SOLOPOS/Ist)

Ada banyak peralatan yang dibutuhkan khusus oleh warga berkebutuhan khusus atau difabel. Semua itu untuk membantu difabel beraktivitas. Salah satunya adalah sepeda motor modifikasi dengan tiga roda yang jamak dipakai difabel. Kendaraan tersebut tidak membatasi gerak para penyandang difabel untuk bepergian keluar rumah. Namun, sepeda motor modifikasi tersebut hanya dapat dipakai difabel yang dapat berdiri secara mandiri. Lantas bagaimana dengan difabel yang tidak dapat menggunakan kedua kakinya sehingga perlu bantuan saat beranjak dari kursi roda?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pertanyaan tersebut bakal dijawab oleh pengusaha Andhy Hartono dan engineer Rubiyanto. Keduanya membikin sepeda motor modifikasi yang sesuai dan cocok untuk kebutuhan difabel yang tidak mampu berdiri secara mandiri. Nama sepeda motor tersebut Invarunner. Andhy dan Rubiyanto berencana merilis sepeda motor tersebut tahun depan. “Sudah disiapkan mulai sekarang, tahun depan sudah mulai bisa dikenalkan ke publik,” kata Andhy.

Sistem kerja Invarunner adalah memudahkan difabel menaiki sepeda motor tanpa harus turun dari kursi roda. Konsekuensinya tidak ada tempat duduk (jok) permanen kecuali pada kursi roda tersebut. Bentuknya tidak terlalu berbeda dengan motor modifikasi lainnya, yaitu satu roda di depan dan dua roda di belakang. Hanya posisi mesin penggerak berada di depan. Dengan demikian, difabel yang tidak mampu secara mandiri menaiki motor modifikasi, dapat menaiki Invarunner tanpa bantuan orang lain.

“Prosesnya yaitu bodi motor tersebut berada pada posisi rendah hingga menempel tanah sehingga memudahkan kursi roda untuk naik dari arah belakang atau di antara dua roda belakang. Setelah naik, kemudian dengan alat tertentu, bodi akan terangkat. Lalu Invarunner dapat melaju bersama difabel dan kursi rodanya,” papar Andhy.

Dalam uji coba, Invarunner ini memakai mesin motor pabrikan China 2 tak 50 cc dengan kecepatan maksimal 30 km/jam. Rudhy pun berharap Solo kembali ramah terhadap difabel dan menjadi rujukan kota ramah difabel di Indonesia.
Direncanakan, Invarunner memakai mesin sepeda listrik dengan pertimbangan tidak menimbulkan polusi tanpa pelat nomor dan tak mengharuskan pengguna memiliki surat izin mengemudi (SIM) serta berbahan bakar listrik. “Tidak perlu bensin, tapi di-charge seperti sepeda listrik,” ujarnya.

Dengan demikian, siapa pun dapat mengendarainya tanpa perlu memiliki SIM, tidak perlu antre di SPBU untuk mengisi BBM dan praktis digunakan. Rencananya, Invarunner dijual sekitar Rp 12 juta per unit.

Dengan kapasitas mesin yang kecil, kendaraan ini hanya dapat digunakan untuk wilayah yang tak terlalu luas atau untuk menjelajahi jalan-jalan di perkampungan. “Di jalan kampung kan banyak polisi tidur, Invarunner tetap bisa melewatinya, setinggi apapun polisi tidurnya.”

Rubiyanto memaparkan Invarunner dapat menerima beban hingga 200 kilogram dengan kecepatan maksimal 30 km/ jam. “Kami berharap apa yang kami lakukan ini dapat memberikan motivasi bagi difabel yang tidak mandiri untuk dapat melakukan aktivitas di luar rumah tanpa terganggu.”

Ahmad Hartanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya