SOLOPOS.COM - Rektor UKSW Intiyas Utami saat memberikan sambutan seusai dilantik menjadi Rektor UKSW Salatiga, Rabu (30/11/2022). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA–Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga resmi memiliki rektor baru periode 2022-2027.

Rektor saat ini menjadi sejarah penting sebab kali pertama UKSW memiliki rektor seorang perempuan, setelah 66 tahun berdiri.

Penobatan rektor baru tersebut dilaksanakan di Balairung UKSW pada Rabu (30/11/2022) dihadiri oleh pemimpin, pengurus yayasan, staf akademika UKSW, dan keluarga rektorat.

Sederet gelar akademik dimiliki oleh rektor UKSW yang baru dilantik yang bernama Intiyas Utami.

Baca Juga: Resmi! Intiyas Utami Jabat Rektor UKSW 2022-2027

Guru besar akuntansi yang akrab disapa Uut itu akan memimpin UKSW selama lima tahun ke depan.

Perempuan kelahiran Yogyakarta, 24 Juni 1974 itu tercatat sebagai lulusan sarjana program studi akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 2001.

Kemudian melanjutkan studi magister di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dengan program studi Akuntansi lulus 2006.

Sementara Intiyas mengambil program doktoral akuntansi di UGM Yogyakarta dan selesai pada 2013. Sementara gelar tambahan didapatkan pada 2014-2019 yakni CMA., QIA., CfrA.

Baca Juga: Dimeriahkan Jikustik, UKSW Berikan Penghargaan bagi Civitas Akademika

Gelar yang masih berhubungan dengan basic awalnya sebagai doktor akuntansi.

Intiyas tercatat juga sudah mengabdi menjadi dosen UKSW sejak 2002.

Selain itu Intiyas juga meraih gelar profesor pada 2018. Sekaligus menjadikan dirinya sebagai profesor perempuan pertama di UKSW dan profesor pertama Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Tengah.

Menariknya, Uut juga sebagai profesor pertama di Indonesia yang mengusulkan kenaikan pangkatnya melalui sistem online, yakni melalui Program Sistem Informasi Jaga Online (Si Jago).

Baca Juga: UKSW E-Sport Tournament Jadi Ajang Pembuktian E-sport Bukan Sekadar Game

Pada saat itu menjadi pembuktian bahwa menjadi profesor tidak harus menunggu tua dan proses pengajuan bisa melalui sistem online.

Karya yang berjudul Konstruksi Audit Internal: Model Tiga Garda Pertahanan Untuk Tata Kelola Yang Baik mengantarkan Intiyas sebagai guru besar bidang akuntansi.

Model tiga garda pertahanan yang diusungnya menempatkan fungsi audit internal sebagai garda ketiga yang bertanggung jawab langsung kepada pimpinan puncak, dewan pengawas dan komite audit serta berhadapan langsung kepada pihak eksternal (auditor eksternal).

Kesimpulan ini berangkat dari dirinya yang banyak menyoroti kasus-kasus runtuhnya perusahaan besar di Amerika Serikat seperti Enron, WorldCom, dan Tyco Internasional karena kurang optimalnya tata kelola perusahaan.

Baca Juga: Didampingi Tim UKSW, Desa Agrowisata di Magelang Ini Olah Sayur Jadi Nuget

Selain sebagai guru besar bidang akuntansi, Intiyas juga pemegang sertifikasi internasional Qualified Auditor Internal dan Certified Management Accountant.

Sementara jabatan publik yang pernah ia kerjakan diantaranya sebagai asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Staf Ahli Gubernur Nusa Tenggara Timur, Dewan Pakar Asosiasi Auditor Forensik Indonesia, dan beberapa jabatan lain yang pernah ia pegang.

Terpilihnya Intiyas Utami sebagai rektor menjadi sejarah baru bagi UKSW yang sudah berusia 66 tahun itu.

Ia menjadi rektor perempuan pertama. Melalui pemilihan rektor yang diselenggarakan oleh YPTKSW Sabtu (30/7/2022) dan diikuti tiga kandidat,
Intiyas mendapatkan suara terbanyak.

Baca Juga: Paduan Suara UKSW Bawa Pulang Trofi Juara Kedua Pesparawi Nasional

Sehingga pada hari puncak dies natalis UKSW ke-66, Rabu (30/11/2022) di Balairung UKSW Intiyas Utami secara resmi dilantik menjadi Rektor UKSW.

Sambutan pertama menjadi rektor, Intiyas akan membawa UKSW menjadi Universitas dengan mengusung visi kepemimpinan Entrepreneurship Research University.

Menjadi universitas Kristen yang progresif di kawasan Asia, dalam menghasilkan tri darma yang berdaya dampak transformasi pembangunan.

“Untuk mencapai visi kepemimpinan tersebut UKSW harus menjadi universitas Kristen yang progresif dalam melakukan percepatan untuk meraih rekognisi dalam level nasional dan global. Visi kepemimpinan tersebut kami sajikan dengan tetap tegak lurus dengan visi universitas Kristen Satya Wacana,” jelas Intiyas, Rabu (30/11/2022).

Baca Juga: UKSW Salatiga Pamerkan 26 Produk Inovasi Mahasiswa dan Dosen

Visi tersebut, kata Intiyas, pertama adalah menjadi Universitas Scientiarum, untuk pembentukan persekutuan pengetahuan tingkat tinggi, yang terikat kepada pengajaran kebenaran (alethea) berdasarkan pada realisme Alkitabiah.

Kedua, Menjadi Universitas Magistrorum et scholarium untuk pembentukan minoritas yang berdaya cipta (creative minority) bagi pembangunan dan pembaruan masyarakat dan negara Indonesia.

Ketiga, Menjadi pembina kepemimpinan untuk berbagai jabatan dalam masyarakat (termasuk gereja) yang sedang membangun.

Keempat menjadi radar dalam situasi perubahan kebudayaan dan politik, mensinyalir, mencatat perubahan-perubahan itu. Kelima, menjadi pelayan yang memberi kritik yang normatif kepada gereja dan masyarakat.

Baca Juga: Unik! Mahasiswa UKSW Populerkan Permainan Tradisional dengan Robot

“Dalam upaya mencapai visi tersebut Universitas Kristen Satya Wacana berhadapan dengan kondisi resesi dunia yang di depan mata. Tahun politik Indonesia. Isu-isu intoleransi yang menggangu persatuan Indonesia dan kompetisi antar kampus yang menghimpit. Semua itu harus membuat kita harus eling lan waspada. Sadar dan waspada, bahwa di luar sana arus deras tak terbendung lagi, jika kita tak saling menggenggam erat, maka hanyut lah kita,” ungkapnya.

Intiyas juga menyampaikan saat ini dunia dihadapkan dengan kondisi yang sulit. Sehingga ia mengajak harus menjaga dunia dan Indonesia dengan diawali dengan menjaga UKSW.

“Dengan kekuatan yang dimiliki dalam sumber daya dan talenta, sarana prasarana, infrastruktur pembelajaran, sistem informasi yang cerdas, ditambah dengan dukungan alumni yang sangat kuat, jejaring kampus dengan mitra-mitra nasional dan internasional, menjadi aset untuk meraih kinerja UKSW unggul. Pada lima tahun mendatang Rajuk Renstra UKSW adalah progresif to outstanding,” jelas dia.

Dijelaskan, progresif berarti melakukan gerakan perubahan yang terstruktur, sistematis, dan terukur dengan mengutamakan mutu.

Baca Juga: UKSW Resmikan Perwasatna Child Care (PCC), Ini Tujuannya

Sementara unggul atau outstanding bermakna target yang diraih adalah untuk unggul dalam integrasi tri darma perguruan tinggi.

“Percepatan kinerja institusi dengan budaya mutu yang berkelanjutan sudah dijalankan. Akan kami teruskan dan kami tingkatkan. Sehingga menjadi bagian penciri UKSW sebagai perguruan tinggi Kristen yang patuh atas regulasi di Indonesia serta menjadi agen perubahan,” papar dia.

Dijelaskan, peran UKSW dalam era destruktif adalah sebagai penjaga toleransi dan kebhinekaan. Terus menjaga rupa Indonesia sebagai cermin kebersamaan dalam kesatuan.

“Toleransi bukan sekedar basa-basi tapi adalah harga mati,” ungkapnya.

Baca Juga: Kompetisi Pemrograman dan Keamanan Siber di UKSW, 5 Jam Tuntaskan Studi Kasus

Kampus UKSW akan menjadi kampus yang menjadi tempat belajar yang kritis, bebas dari kekerasan seksual, peduli dengan kaum difabel, dan saling menghormati.

“Bukan menghabiskan energi untuk politik identitas, untuk kepentingan diri maupun kepentingan kelompok,” terangnya.

Sebagai kampus miniatur Indonesia, UKSW memberikan ruang dan sumberdaya bagi warganya.

Bagi Intiyas UKSW adalah sudah menjadi hidup dan menghidupi dirinya. UKSW merupakan agen perubahan yang kritis, kreatif, dan inovatif. Yakni siap berperan untuk riset dan kajian ilmiah di bidang sistem kesehatan, tranformasi ekonomi dan digital serta transisi energi.

“UKSW telah memulainya dengan kajian riset seperti misalnya stunting, data sains, SDGs dan bidang strategis lainnya. Hal ini akan ditingkatkan dengan melakukan kolaborasi interdisiplin, multidisiplin dan transdisiplin,” tegasnya.

Rekomendasi
Berita Lainnya