INTERNET MASUK DESA : Kebanyakan Website yang Dimiliki Desa Tidak Aktif

Internet masuk desa belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh warga

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Perkembangan informasi dan teknologi harus dimanfaatkan desa untuk pengembangan potensi kewilayahan.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Keberadaan website untuk saat ini menjadi sangat penting, karena selain digunakan sebagai penyebaran informasi, juga bagian dari program peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Sayangnya penyediaan jaringan dari Pemerintah Kabupaten belum seluruh desa memanfaatkan akses tersebut. Dari 144 desa di Gunungkidul, baru sekitar 25% desa yang mengelola website dengan baik.

Kepala Bidang Statistik dan Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul Saptoyo mengakui, belum seluruh desa memanfaatkan jaringan internet yang disediakan pemkab untuk pelayanan publik.

Hal itu terlihat masih sedikitnya desa yang berperan aktif dalam mengelola laman di internet itu. “Masih belum banyak, karena baru 25% desa yang aktif dalam pengelolaan website yang dimiliki,” kata Saptoyo kepada wartawan di sela-sela kegiatan Forum e-Government Desa se-Kabupaten Gunungkidul, Kamis (17/3/2016).

Menurut dia, banyak manfaat yang diperoleh jika desa mau aktif dalam mengelola website. Salah satunya, potensi yang dimiliki bisa tersebar secara luas sehingga memungkinkan adanya investor yang melirik kemungkinan menanamkan modalnya di desa itu.

Laman ini juga bisa menjadi sarana untuk penyebaran informasi ke masyarakat. Selain itu, lewat media ini juga sebagai ajang komunikasi dengan warga tanpa harus bertatap muka, karena masyarakat bisa menyalurkan aspirasi atau keluhan di laman tersebut.

“Akan terus kita dorong, baik itu melalui pelatihan atau dengan pendampingan sehingga web yang ada terkelola dengan baik,” katanya.