SOLOPOS.COM - Balai Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. (Solopos.com/Ahmad Baihaqi)

Solopos.com, BOYOLALI – Siapa sangka kawasan Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, yang tak jauh dari Jalan Solo-Semarang ini sudah terpasang internet gratis secara merata untuk warganya. Meski mayoritas warga berkecimpung di sektor pertanian dan peternakan, tak mengendurkan niat Komarudin selaku kepala desa untuk membuat warganya melek teknologi.

Diangkat sebagai orang nomor satu di desa tersebut pada 2013 silam, Komarudin membuat terobosan dengan pemasangan wifi dua tahun setelah dia menjabat. Awalnya, hanya ada lima titik wifi yang memungkinkan warga mengakses internet gratis. Namun kini sudah berkembang menjadi 25 titik wifi dan memungkinkan semua warga bisa mengakses internet gratis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bagi Komarudin, internet sudah menjadi kebutuhan bagi warga apapun pekerjaannya. Bahkan bisa menjadi penunjang dalam berkreasi. Hal itu lah yang ingin dia tanamkan kepada warga.

“Menjadi desa digital adalah mimpi yang ingin kami wujudkan. Embrionya sudah ada yakni berupa internet gratis yang dinikmati warga saat ini. Tinggal bagaimana nanti dikembangkan lagi di sektor pelayanan publik,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Kamis (5/8/2021).

Baca Juga: FOTO : Berbagi Bahan Makanan Untuk Saling Membantu Saat Pandemi

Awalnya, Komarudin menggunakan anggaran desa dalam pemasangan wifi dan pengeluaran operasionalnya. Namun sejak 2019, biaya operasional internet gratis untuk warga itu sudah disubsidi oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali. Hingga akhirnya berkembang merata menjadi 25 titik wifi.

“Internet gratis ini sudah merata ke seluruh wilayah Desa Banyuanyar. Memang ada sejumlah spot yang belum bisa menjangkau wifi atau sinyal wifinya lemah. Namun itu bisa diatasi dengan insiatif warga yang mendekat ke titik pemasangan wifi,” jelas Komarudin.

Sebanyak 25 titik pemasangan wifi itu mayoritas dipasang di tempat ibadah, sekolah, dan ruang publik lainnya di wilayah desa yang memiliki sembilan dukuh dengan penduduk 2.849 jiwa tersebut. Salah seorang guru MI Islamiyah Banyuanyar, Lina Ari Astuti, mengakui adanya internet gratis sangat membantu, terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti ini.

“Pandemi Covid-19 membuat sistem pembelajaran anak lebih banyak menggunakan daring sehingga otomatis penggunaan internet sudah menjadi barang wajib untuk anak. Internet gratis di Desa Banyuanyar ini sangat membantu anak dalam mengerjakan tugas daring tanpa perlu mengeluarkan uang untuk membeli kuota internet,” kata Lina.

Menuju Desa Digital

Selain internet gratis, Desa Banyuanyar juga sudah membuat perpustakaan digital serta website pemerintah yang semuanya sudah bisa diakses oleh warga. Inovasi lainnya berupa peta digital. Peta digital itu memungkinkan pengguna mengetahui infrastruktur yang ada di Desa Banyuanyar. Mulai dari luas wilayah hingga jumlah penduduk.

“Bahkan ketika kita mengklik salah satu rumah di peta digital itu, maka akan muncul informasi si pemilik rumah. Mulai dari nama kepala keluarga hingga berapa penghuninya,” terang Komarudin.

Adanya internet gratis ini menurut Komarudin menjadi salah satu langkah Desa Banyuanyar menuju desa digital. Tinggal bagaimana selanjutnya ada layanan-layanan dari desa yang bisa dilakukan secara digital. Terlebih, saat ini data di pemerintahan desa juga sudah diolah secara digital dan untuk beberapa sektor sudah terkoneksi dengan pemerintah kabupaten.

Komarudin menuturkan ada sejumlah upaya yang ditempuh pemerintah desa untuk menjadi desa digital. Saat ini, pihaknya telah bekerjasama dengan sejumlah civitas akademik yang mumpuni di bidang digital. Kerjasama itu berupa pembuatan aplikasi berbasis Android untuk layanan administrasi penduduk.

Meski begitu, implementasinya serta kapan layanan digital itu bisa diaktifkan belum diketahui. Untuk saat ini baru ada masterplan. “Harus diakui, kendala kami adalah terkait SDM. Belum ada SDM yang benar-benar mumpuni untuk membuat prototipe untuk digitalisasi layanan. Maka dari itu, internet gratis saja dulu,” jelasnya.

“Yang terpenting warga kami sudah tak gagap internet, sudah mulai melek digital. Internet gratis ini bisa dimanfaatkan untuk apa saja, mulai dari belajar para siswa hingga pemasaran sejumlah produk lokal.”

Baca Juga: Sembako untuk 5.942 PKL Sragen Dibagikan, Jatah Pekerja Seni Segera Menyusul

Perlu diketahui, Desa Banyuanyar saat ini dikenal sebagai green smart village yang memiliki sejumlah produk lokal karena inovasinya. Mulai dari susu, kopi, hingga jahe. Bahkan produk lokal kopinya sudah diekspor hingga Jerman. Adanya internet gratis itu secara tidak langsung memiliki andil dalam inovasi yang dibuat, termasuk terkait digitalisasi marketing.

“Jangan menolak internet. Mau tidak mau itu kebutuhan di era sekarang,” tandas Komarudin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya