SOLOPOS.COM - Seorang pengrajin menenun sarung goyor di sebuah rumah di Semanggi RT3/RWXIV, Solo. Pengrajin tradisional seperti ini termasuk sasaran program kredit usaha rakyat (KUR). (JIBI/Solopos/Dok.)

Seorang pengrajin menenun sarung goyor di sebuah rumah di Semanggi RT3/RWXIV, Solo. Pengrajin tradisional seperti ini termasuk sasaran program kredit usaha rakyat (KUR). (JIBI/SOLOPOS/dok)

JOGJA – Perwakilan dari 23 negara di dunia merumuskan strategi penguatan industri microfinance secara global di Hotel Sheraton, Jogja 22-23 Oktober mendatang. Indonesia dipuji sebagai negara yang sukses menerapkan strategi microfinance lewat program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Pertemuan yang menghadirkan 15 pembicara ini diantaranya bakal memaparkan pengalaman sejumlah pembicara yang sukses melaksanakan program microfinance di sejumlah negara yang berimplikasi pada penurunan kemiskinan dan pengangguran. Berbagai pengalaman berharga itu bakal direkomendasikan menjadi sebuah kebijakan di berbagai negara untuk memperkuat lembaga keuangan mikro.

Konferensi internasional yang pertama dihelat ini dijadwalkan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta dihadiri peraih nobel bidang lembaga keuangan mikro Muhamad Yunus. Acara ini juga bakal disiarkan langsung di berbagai negara dunia. Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan dalam jumpa pers Minggu (21/10/2012) malam menyatakan, Indonesia sebagai contoh negara yang sukses melaksanakan program KUR telah berhasil menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Pengalaman sukses ini menurutnya akan dipromosikan ke berbagai puluhan negara sebagai salah satu strategi penguatan microfinance. Di dunia sendiri masih ada 207 juta jiwa pengangguran dengan angka kemskinan mencapai 22%. “Indonesia sudah berhasil menurunkan kemiskinan dan pengangguran salah satunya lewat mekanisme KUR. Kemiskinan di Indonesia sekarang tinggal 11,9% dengan jumlah penganggur sebanyak 6,3%. Harapanya konferensi ini juga dapat merumuskan strategi pengurangan kemiskinan lewat microfinance,” terang Syarif.

Lanataran itu pula lembaga dunia Global Microcredit Summit Campaign dalam gelaran ini sekaligus bakal memberikan penghargaan ke pemerintah Indonesia dan diterima langsung Presiden SBY. Syarif menambahkan, tiap tahun pemerintah terus menambah besaran dana KUR untuk pelaku UMKM. Tahun ini saja, hampir Rp25 triliun dana KUR telah digelontorkan. Tahun depan ditargetkan dana yang digelontorkan mencapai hingga Rp40 triliun.

Kendati selama ini KUR juga sarat kontrovesi lantaran berbunga tinggi serta masih adanya bank yang meminta agunan untuk kredit di bawah Rp20 juta, Syarif mengklaim, kredit untuk usaha mikro memang jauh lebih besar dibanding kredit lainnya. Hal itu juga terjadi di berbagai negara. Saat ini bunga KUR dipatok 13-22%. Dengan bunga sebesar itu risiko kredit masih di bawah angka 2%. “Persoalanya bunga memang tinggi karena butuh sumber daya yang banyak, perbankan yang turun ke lapangan kalau program KUR ini. Bayangkan saja luasnya Indonesia dan banyaknya jumlah penduduk,” ungkapnya.

Terpisah, Director of Global Microcredit Summit Campaign Larry Reed dalam jumpa pers juga memuji pemerintahan Indonesia dalam melaksanakan kredit mikro. “Indonesia dapat disebut sebagai leader di bidang microfinance,” kata Larry. Sementara itu Dr Ruben C. De Lara, Founder President and CEO of SHED Filipina menyatakan dalam kesempatan ini ia akan menceritakan kisah sukses pelaksanaan microfinance di Filiphina yang ia geluti. (Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya