SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL—Internal Persiba Bantul belum satu suara dalam menyikapi munculnya kubu penolak Liga Prima IndonesiaSportindo  (LPIS) dan pendukung LPI.
   
Satu mengaku memilih LPIS karena itu yang diakui PSSI sedangkan satu lagi mengatakan Persiba tidak memihak dalam kasus tersebut. “Kami tetap tidak mendukung PT Liga Indonesia maupun Liga Prima Indonesia,” ujar Sekretaris Persiba, Wikan Werdho Kisworo, kepada Harian Jogja, Senin (24/10).
   
Siapa pun penyelenggara kompetisi yang ditunjuk PSSI, tegas Wikan, akan diikuti Persiba. Sama halnya dengan pernyataan Liga Indonesia yang menyelenggarakan kompetisi setelah ada restu dari PSSI. “PSSI akan memilih yang mana terkait dengan legalitas penyelenggaraan liga. PT LI pun akan memiliki prosedur yang legal bila PSSI mengesahkannya,” ujarnya.
     
Asisten Manajer Persiba bidang teknik dan kepelatihan tim, Briyanto, menilai jika harus berkiblat pada Liga Indonesia sama saja apa yang ditunjukkan Persiba akan semakin memperkeruh  suasana.
   
Situasi yang terjadi dalam sepak bola tanah air saat ini dinilainya sama halnya dengan situasi tahun lalu dengan adanya perseteruan antara LPI dan PSSI. Hanya saja yang terjadi sekarang berbeda kedok saja, yaitu LI dan LPIS.
   
“Situasi seperti sekarang sama halnya dengan tahun lalu.  Jika demikian kami tetap memilih LPI karena konsorsium ini memang yang paling memiliki legalitas dalam penyelenggaraan kompetisi. Jadi pada intinya jika ada yang lebih legal mengapa kami harus memilih yang ilegal,” ujar Briyanto.
   
Terkait dengan aspek ilegal yang dikatakan terhadap LPIS, Briyanto enggan menyamakan kehadiran Liga Indonesia sama halnya dengan kehadiran LPI pada musim lalu. Namun, meski ia menandaskan tetap mengerucut sikap ke IPL, pada dasarnya sikap bebas dan aktif demi tercapainya kesepakatan bersama tetap diutamakan. 
   
Klub kebanggaan Kota Geplak tersebut  tetap mengedepankan sikap agar LI dan LPIS itu dapat bersatu sehingga dapat saling bahu membahu dalam penyelenggaraan liga. Artinya, ia menginginkan baik LI maupun LPIS tetap merger akan ketidakpastian yang hampir melanda semua klub ini dapat segera teratasi.
   
“Kalau situasinya terus-terusan seperti ini malah akan semakin tidak jelas arahnya. Yang kami inginkan itu, baik LI dan IPL itu sama-sama tahu diri demi  kepentingan semua klub yang sampai saat ini dilanda ketidakpastian. Kasihan kan para pemain yang terkatung-katung nasibnya,” tandasnya.
   
Mengenai  sikapnya yang lebih memilih lebih sedikit berpihak  ke IPL, semua itu tidak ada kaitannya dengan adanya tekanan dari konsorsium. Ditegaskan kembali sikap yang ditunjukkan Persiba pada intinya tetap kembali pada satu komitmen tidak ingin menyalahi aturan, yakni membangkang  konsorsium yang sudah memiliki  legalitas yang jelas.
   
“Kembali kepada suksesnya  KLB di Solo kan dengan terang-terangan ada hasilnya. Jika yang ilegal selalu dijadikan pilihan demi kepentingan sesaat, perlu berapa KLB lagi,” tegas Briyanto.(Harian Jogja/Arif Wahyu)

HARJO CETAK

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya