SOLOPOS.COM - Suasana pintu masuk sisi utara di Terminal Tirtonadi, Solo, Senin (29/6/2015). Penggunaan cat warna merah muda pada dinding terminal merupakan salah satu strategi visual untuk memberikan kesan lembut terminal saat menyambut penumpang arus mudik Lebaran 2015. (JIBI/Solopos/Ivanovich Aldino)

Integrasi Tirtonadi-Balapan segera dikerjakan setelah lelang di Kemenhub.

Solopos.com, SOLO — Jalur integrasi Terminal Tirtonadi Solo dengan Stasiun Balapan dibangun menelan anggaran Rp15 miliar akan beroperasi pada 2016 mendatang. Pembangunan jalur integrasi ini akan berjalan beriringan dengan penataan Stasiun Balapan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Jumat (3/7/2015), mengatakan sudah bertemu dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait pelaksanaan pembangunan jalur integrasi tersebut.

Dari hasil koordinasi terakhir, pembangunan segera dikerjakan dalam waktu dekat setelah proses lelang di Kemenhub rampung akhir bulan ini.

“Begitu lelang ini selesai, pembangunan segera dimulai. Kita tinggal menunggu saja,” kata Rudy, sapaan akrabnya.

Pemerintah Kota (Pemkot), lanjut dia, mulai menyosialisasikan pembangunan jalur integrasi antarmoda ke masyarakat sekitar.

Dalam sosialisasi itu disampaikan pembangunan jalan layang bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan penyediaan fasilitas perhubungan kepada masyarakat.

Sehingga Pemkot berharap warga tidak perlu memikirkan berapa kompensasi yang akan diterima atas dibangunnya jalur itu. “Tugas kami itu menyediakan fasilitas transportasi kepada masyarakat. Salah satunya dengan jalan layang itu,” ujar dia.

Rudy mengatakan saat ini Dirjen Perhubungan dan Dirjen Perkeretaapian tengah berkoordinasi untuk merealisasikan jalur integrasi tersebut. Pembangunan jalur integrasi ini nantinya dilakukan bersamaan dengan penataan kawasan Stasiun Balapan oleh Dirjen Perkeretaapian.

Penataan tersebut akan dikerjakan pada 2016. Artinya jalur integrasi ini baru bisa dioperasikan pada 2016.

“Nanti ketika integrasi ini beroperasi, kami akan siapkan moda transportasi roda tiga untuk melayani penumpang dari Terminal Tirtonadi menuju Stasiun Balapan maupun sebaliknya,” kata Rudy.

Rudy menilai perlu ada moda transportasi aman yang disiapkan melayani penumpang pada jalur integrasi tersebut. Rudy menyebut becak sebagai moda transportasi yang akan disiapkan.

Menurut Rudy, tidak memungkinkan apabila penumpang harus berjalan menyusuri jembatan penghubung yang panjangya 400 meter. Dengan kondisi ini diperlukan tambahan moda transportasi pendukung, seperti becak itu. Selain menyiapkan becak, sepanjang jalan layang akan dilengkapi deretan toko dengan berbagai jenis dagangan.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Yosca Herman Soedrajat mengatakan pembangunan jembatan penghubung saat ini tinggal menunggu pengerjaan dari Kemenhub. Pembangunan jalur integrasi akan dibangun menyesuaikan kondisi existing jalan di bawahnya.

“Lebar jalan empat sampai enam meter disesuaikan kondisi jalan di bawahnya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya