SOLOPOS.COM - Salah satu siswa SDN 6 Wonogiri, Galang Putra Hardiyanto, tengah menampilkan seni bela diri disaksikan siswa dan orang tua siswa pada gelaran Panggung Bhineka di Halaman SDN 6 Wonogiri, Sabtu (27/8/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRIPendidikan karakter siswa tidak hanya bisa dilakukan di ruang kelas dengan siswa sebagai objek dan guru sebagai subjek. Sebaliknya, pendidikan karakter siswa juga bisa dilakukan di ruang kelas melalui berbagai kesenian.

Dengan kesenian siswa tidak merasa terbebani dan menjalani pendidikan dengan senang hati. Hal itu seperti yang dilakukan SDN 6 Wonogiri dengan menyelenggarakan Panggung Bhineka yang diikuti seluruh peserta didik, Sabtu (27/8/2022).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Di panggung itu, para siswa tanpa kecuali, menampilkan berbagai kesenian sesuai dengan minat dan bakat siswa masing-masing. Hal itu seperti menari, pantomim, seni bela diri, reog, drumband, hingga musikalisasi puisi. 

“Ini merupakan bagian dari upaya kami memberikan pendidikan karakter kepada siswa. Caranya dengan menggelar panggung budaya seperti ini. Setiap anak berhak tampil di atas panggung. Itu bisa melatih kepercayaan diri dan tanggung jawab siswa. Kegiatan ini diselenggarakan sekaligus sebagai peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia,” kata Eko Siswanto, Kepala SDN 6 Wonogiri saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (27/8/2022).

Melalui kesenian, siswa secara tidak sadar sudah menerapkan berbagai karakter baik. Para siswa mempraktikkan hal itu secara gembira dan tidak merasa sedang diajari.

Baca Juga: Kisah Sukses Samiyem, dari Angon Kerbau hingga Jadi Juragan Mete di Wonogiri

Siswa pun ditempatkan sebagai subjek, bukan objek. Mereka dibebaskan untuk berkeasi dan berkrativitas sesuai dengan apa yang mereka inginkan. 

Tidak hanya siswa dan guru, orang tua siswa juga turut dilibatkan dalam proses pendidikan karakter.

“Soalnya percuma di sekolah diajarkan pendidikan karakter tetapi suasana di lingkungan rumah tidak mendukung siswa belajar karakter,” ujar dia.

Orang tua tidak bisa hanya melepaskan tanggung jawab pendidikan ke sekolah. Harus ada kerja sama antara sekolah dan orang tua agar lingkungan yang ditempati siswa mendukung terbangunnya karakter baik pada siswa.

Baca Juga: Tanpa Anggaran Pemdes, Festival Literasi di Desa Jimbar Wonogiri Tetap Meriah

“Sebaik apapun pendidikan di sekolah, ketika siswa pulang ke rumah, orang tua dan masyarakatnya tidak mengajarkan karakter baik, hal itu akan sia-sia,” ucap dia.

Eko, sapaan akrabnya, menambahkan gelaran Panggung Bhineka merupakan kali pertama diadakan di SDN 6 Wonogiri. Guru, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar begitu antusias dengan kegiatan tersebut. 

Salah seorang wali siswa kelas III, Nugroho Harimurti, mengatakan langkah SDN 6 Wonogiri mengadakan Panggung Bhineka ini patut diapresiasi tinggi. Melalui Panggung Bhineka, siswa diajarkan kreatif dan inspiratif sekaligus bersosialisasi antarsesama.

Secara tidak langsung, mereka belajar mandiri, percaya diri, sekaligus bergotong royong.

Baca Juga: MKI Wonogiri, Miniatur Kawasan Pegunungan Sewu

“Ya, kami juga dilibatkan dalam dalam kegiatan ini. Lebih jauh, kami turut terlibat dalam setiap proses pembentukan karakter siswa. Tak hanya itu, melalui kegiatan ini, tentu akan menaikkan branding SDN 6 Wonogiri. Bagus sekali,” ungkap Nugroho.

Salah satu siswa kelas V SDN 6 Wonogiri, Galang Putra Hardianto, mengaku senang dengan adanya Panggung Bhineka. Galang menampilkan seni bela diri di hadapan semua siswa.

Dia tidak ragu dan merasa percaya diri karena telah berlatih secara rutin hampir tiap sore. Di sekolah, Galang diwadahi untuk mengembangkan bakatnya dalam seni bela diri.

Bahkan, saat ini ia menjadi peserta olimpiade olahraga siswa nasional (O2SN) tingkat nasional setelah menjadi juara II pada O2SN tingkat Jawa Tengah. 

Baca Juga: Tokoh Pergerakan RI Asal Wonogiri Ini Pernah Duduki Jabatan Mentereng

“Senang sekali ada kegiatan ini. Ini baru pertama kali diadakan di SDN 6 Wonogiri. Saya dan teman-teman bisa tampil di panggung. Di sekolah, kami juga biasa berlatih kesenian sesuai dengan kesenangan kami,” kata siswa umur 11 tahun itu. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya