SOLOPOS.COM - Seorang pedagang perempuan membuka lapak buah di halaman Stadion Taruna, Kroyo, Karangmalang, Sragen, Sabtu (27/8/2022). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 100 orang emak membentuk Paguyuban Sumber Rejeki Sragen yang memiliki basecamp di halaman Stadion Taruna Kroyo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Sebanyak 90 persen anggota paguyuban itu berdagang dengan sistem cash and delivery (COD). Model pasar online ini lahir saat masa pandemi Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketika warung milik para emak ini sepi pembeli. Mereka membuat terobosan dengan menjual barang dagangan secara online. Mereka mengandalkan jaringan pelanggan yang ada di WhatsApp (WA), Facebook, Tiktok, dan media sosial lain. Awalnya, mereka membuka dasar di Alun-alun Sragen sisi barat.

“Namun, saat membuka lapak di Alun-alun sering berbenturan dengan Satpol PP [Satuan Polisi Pamong Praja]. Kemudian kami mengajukan izin buka lapak ke Diskumindag [Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan]. Kami difasilitas Dispora [Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata] untuk menempati halaman selatan Stadion Taruna. Kami buka lapak di sini sejak setahun terakhir,” ujar Lestari Purwaningsih, 44, seorang pedagang asal Cantel Wetan, Sragen, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (27/8/2022).

Dari 100 orang pedagang itu, ujar dia, sepakat membuat Paguyuban Sumber Rejeki. Nama itu juga menjadi nama pada WhatsApp Group (WAG), yakni Sumber Rejeki.

Baca Juga : Panduan Cara Bikin Website Online Shop untuk Pebisnis Pemula

Lestari menjelaskan dari 100 orang anggota paguyuban itu hanya 7-8 orang yang membuka lapak. Sisanya berjualan dengan cara COD. Dia menceritakan bahwa 92 orang ibu-ibu yang tergabung dalam paguyuban itu bisa COD sampai Gemolong, Tangen, Sambirejo, Gondang, Gesi, dan daerah lain. Jaringan mereka hampir di seluruh wilayah Sragen.

“Barang yang dijual apapun ada, sesuai permintaan pelanggan. Seperti, buah, nasi ayam, perabot rumah tangga, alat dapur, dan pesanan lain. Ketika COD itu pembeli tidak dikenakan ongkos kirim. Kami mendapatkan laba dari untung harga pembelian. Misalnya, buah strawberry kulak di lapak Rp10.000 dapat tiga paket maka bisa dijual Rp10.000 dapat dua paket atau per paket dihargai Rp5.000,” ujarnya.

Dia mencontohkan penjual dari Sambirejo bisa mendapatkan keuntungan Rp200.000-Rp300.000 per hari karena banyak pelanggan. Sekali ambil barang itu, kata dia, sampai menggunakan beronjong.

“Masing-masing pedagang COD itu sudah memiliki pelanggan. Mereka juga melakukan promosi mandiri dengan menggunakan media sosial. Ada yang memiliki grup jual beli sendiri. Biasanya antar dagangan itu satu jalur pas pulang atau pas berangkat. Kalau ada pesanan dari Gondang padahal rumah Sambirejo maka barang dititipkan temannya di Gondang,” ceritanya.

Model berjualan mirip marketplace itu dilakukan para ibu itu tanpa sengaja. Awalnya, mereka sendiri-sendiri. Kemudian, saling ketemu dan menjualkan produk dagangan secara bersama-sama.

Baca Juga : Seller Online Perlu Tahu, Ini Cara Jualan di TikTok Shop

Pedagang lain mengaku bernama Ita, 30. Dia seorang perawat di salah satu rumah sakit di Solo. Warga Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen ini saat pulang akan mampir ke Pasar Gede untuk kulak buah. Kemudian, dia membuka lapak di halaman Stadion Taruna.

“Dulu awalnya hanya menerima pesanan buah saja. Lama-lama ternyata banyak yang pesan. Akhirnya ada yang meminta supaya membuka lapak di Sragen. Jadinya ya seperti ini buka lapak,” ujarnya seraya menyebut penghasilan kotor mencapai Rp2 juta-Rp3 juta per hari.

Hal senada disampaikan Ranti, 40. Pedagang ayam geprek asal Bangun Asri, Sragen Kulon, Sragen ini semula hanya buka warun. Saat pandemi Covid-19, warungnya sepi. Kemudian, dia mencoba berjualan secara online.

Akhirnya, Ranti bertemu Ita, Lestari, dan pedagang lain yang bernasib sama. Kemudian bergabung dalam penjualan online. “Sekarang saya tidak hanya melayani ayam geprek tetapi juga buah. Ini barusan kulak buah dari Mbak Ita,” ungkap dia.

Baca Juga : Jerami di Baki Sukoharjo Ini Dijual Secara Online Lo…

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya