SOLOPOS.COM - BETERNAK CACING

Kegiatan warga Klaten, Warga Krakitan memilih membudidayakan cacing setelah di PHK.

Solopos.com, KLATEN--Sebagian orang menganggap cacing sebagai binatang menjijikkan dan kotor. Tapi, tidak bagi warga Dukuh Batilan, Desa Krakitan, Bayat.  Hampir seluruh keluarga di dukuh berdekatan dengan Rawa Jombor tersebut membudi dayakan cacing. Sebagai media budi daya cacing warga memanfaatkan ampas pati aren atau pati onggok.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga juga memanfaatkan enceng gondok dari rawa. Tumbuhan yang hidup liar dan dianggap pengganggu di rawa mereka olah sebagai pakan cacing. Tak hanya itu, beragam buah busuk juga mereka manfaatkan sebagai pakan hewan tersebut. Bahan itu kemudian ditempatkan pada rak berbahan bambu beserta bibit cacing.

Kadus III Desa Krakitan, Sriyanto, menjelaskan harga jual cacing hasil budi daya beragam tergantung dari jenis yang dipelihara. Warga membudi dayakan cacing merah dengan harga sekitar Rp30.000/kg.

“Kami baru mempersiapkan untuk pembibitan cacing fosfor dan kristal. Untuk cacing fosfor harganya bisa sampai Rp50.000/kg,” jelas pria yang akrab disapa Peking itu saat ditemui di rumahnya Minggu (18/10/2015).

Selama ini, cacing hasil budi daya warga dukuh setempat dibeli para tengkulak serta dipasok ke perusahaan yang ada di Malang, Jawa Timur. Terkait manfaat cacing yang dibudi dayakan warga, Peking menjelaskan umpan memancing ikan, pakan ternak burung, hingga pengobatan.

Peking mengatakan warga mulai ramai membudi dayakan cacing sekitar dua tahun terakhir. Awalnya, sebagian besar warga dukuh setempat yang hidup merantau guna mencukupi kebutuhan hidup keluarga yang ada di kampung halaman. Namun, satu per satu warga yang bekerja di perusahaan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dari situlah warga mulai tertarik berlatih budi daya cacing. Berbekal ilmu budi daya yang diperoleh saat mengikuti pelatihan di Kota Solo, Peking mulai menularkan kepada warga termasuk kelompok wanita melalui klinik pertanian.

Saat ini, dari 85 keluarga yang ada di Dukuh Batilan, 75% membudi dayakan cacing. Sebagian pembudi daya merupakan ibu rumah tangga yang terbagi dalam beberapa kelompok. Budi daya cacing juga dilakukan oleh warga di dukuh lain Desa Krakitan.
“Kini dengan adanya ibu-ibu yang suami mereka terkena PHK, hasil budi daya cacing lumayan membantu perekonomian keluarga. Ketika ada kebutuhan mendadak dan warga tidak memiliki uang, bisa mengambil cacing untuk kemudian langsung dijual,” jelas dia.

Peking berharap usaha yang dikembangkan warga di desanya bisa semakin berkembang. Hal ini terutama soal pemasaran cacing hasil budi daya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya