SOLOPOS.COM - Insomnia dan hipersomnia termasuk gangguan pola tidur (ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO-Insomnia dan hipersomnia sama-sama termasuk gangguan pola tidur. Agar tidak mengganggu aktivitas harian sebaiknya gangguan tidur ini segera diatasi.

Istilah hipersomnia selama ini kurang populer dibandingkan insomnia. Padahal, hipersomnia juga cukup sering terjadi, namun banyak yang belum menyadarinya. Sebenarnya, apa perbedaan antara insomnia dan hipersomnia? Simak ulasannya di tips kesehatan kali ini.  Praktisi kesehatan tidur, Andreas Prasadja, mengatakan keduanya merupakan dua penyakit gangguan tidur yang berbeda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Insomnia gangguan tidur dimana penderitanya sulit tidur. Sebaliknya, hipersomnia membuat penderitanya mengalami kantuk berlebihan di siang hari. Hal itu membuat tidur malam mereka lebih lama,” katanya seperti dikutip dari Bisnis.com, Selasa (16/3/2021).

Penderita insomnia pada saat tidur cendrung mengalami kecemasan, sulit untuk terlelap. Bahkan akan mudah terbangun dan terjaga terus-menerus. Sedangkan penderita hipersomnia sulit untuk mengatasi rasa kantuknya. Bahkan bisa tidur dalam situasi apapun dan dimanapun. Baik Insomnia dan Hipersomnia, efeknya sangat berbahaya pada pasien. Bila dibiarkan terlalu lama akan membuat metabolisme seseorang berkurang, kekuatan otak menurun, kemudian gangguan pada mental.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Mau Payudara Kencang? Coba 4 Olahraga Ini

Andreas mengatakan, sebagi langkah awal untuk penyebuhan penyakit tersebut haruslah di cari faktor dan sumber gejala. “Bila sudah ditemukan sumber yang menjadi masalah dalam gangguan tidurnya, maka pasien haruslah meningggalkan kebiasaan buruk tersebut. Itu merupakan cara yang paling sederhana untuk menyebuhkan. Namun bila terlalu sulit, pilihan berkonsultasi dengan dokter adalah yang paling tepat,”  beber Andreas.

Secara sederhana, insomnia adalah gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya sulit tidur. Sebaliknya, hipersomnia membuat penderitanya mengalami serangan kantuk secara berlebihan, sehingga sulit untuk terjaga di siang hari dan tidur lebih lama pada malam hari.  Dikutip dari alodoc.com, Rabu (17/3/2021), berikut ini ulasan perbedaan penyebab, gejala, dan faktor pemicu insomnia dan hipersomnia.

Perbedaan Penyebab Insomnia dan Hipersomnia

Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan penyebab insomnia dan hipersomnia:

Insomnia

Insomnia merupakan suatu kondisi yang menyebabkan seseorang merasa kesulitan untuk tertidur, sering terbangun saat tidur, dan bangun terlalu dini. Para penderita insomnia biasanya akan bangun dalam keadaan lelah. Akibatnya, aktivitas sepanjang hari menjadi terganggu.

Berdasarkan intensitasnya, insomnia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu akut dan kronis. Insomnia akut berlangsung dalam jangka pendek, mulai dari satu malam hingga beberapa minggu. Sedangkan insomnia kronis berlangsung lebih lama, yakni tiga malam seminggu, sebulan, atau hampir dirasakan setiap malam.

Baca Juga: Pakar: Filler Bukan untuk Besarkan Payudara!

Ada banyak faktor yang bisa memicu insomnia, antara lain:

Depresi dan stres bisa jadi pemicu insomnia dan hipersomnia (ilustrasi/Freepik)
Depresi dan stres bisa jadi pemicu insomnia dan hipersomnia (ilustrasi/Freepik)

- Stres
- Depresi
- Gaya hidup yang tidak sehat
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Kebiasaan tidur yang buruk

Hipersomnia

Hipersomnia merupakan suatu kondisi yang membuat seseorang merasakan kelelahan dan ingin tidur meskipun sudah tidur dalam waktu cukup.

Kondisi hipersomnia sekilas mirip dengan narkolepsi. Narkolepsi merupakan kondisi neurologis yang menyebabkan serangan tidur tiba-tiba dan sulit dicegah selama siang hari. Sementara, orang dengan hipersomnia masih bisa menahan rasa kantuknya, meski mereka merasa lelah.

Beberapa hal yang bisa menyebabkan munculnya hipersomnia adalah:

- Tidak memiliki waktu yang cukup untuk tidur di malam hari.
- Memiliki pola hidup tidak sehat.
- Obesitas.
- Depresi.
- Mempunyai gangguan tidur lain, seperti narkolepsi atau sleep apnea.
- Pernah mengalami cedera kepala.
- Penggunaan obat-obatan tertentu.
- Genetik atau keturunan.

Perbedaan Gejala Insomnia dan Hipersomnia

Gejala yang ditimbulkan kedua gangguan tidur ini tentunya juga berbeda. Selain sulit tidur pada insomnia dan sering mengantuk pada hipersomnia, berikut adalah gejala dari masing-masing kondisi ini:

Gejala insomnia

Insomnia dan hipersomnia jelas berbeda. Insomnia akan menyebabkan penderitanya kesulitan untuk tidur, biasanya gangguan ini akan disertai dengan:

- Sulit untuk memulai tidur di malam hari.
- Sering terbangun di tengah malam atau bangun sangat pagi.
- Bangun tidur dengan tubuh yang lelah.
- Mengantuk dan kelelahan di siang hari.
- Mudah marah, sedih yang berlebihan, dan cemas.
- Sulit berkonsentrasi.
- Sakit kepala.
- Merasa khawatir tentang tidur.

Gejala hipersomnia

Sedangkan gejala-gejala yang bisa terjadi pada penderita hipersomnia adalah:

- Merasa sangat lelah sepanjang waktu.
- Selalu merasa butuh tidur siang.
- Tetap mengantuk meski telah tidur cukup atau dalam jangka waktu lama.
- Sulit berkonsentrasi.
- Sulit mengingat.
- Mudah marah atau tersinggung.
- Sering merasa cemas.
- Tidak nafsu makan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya