SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

JAKARTA—Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Peribahasa ini sangat tepat jika ditujukan bagi penderita depresi yang juga mengalami insomnia atau susah tidur karena jika dipadukan maka orang yang mengalami kedua hal itu rentan melakukan tindakan bunuh diri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Insomnia yang dimaksud dalam studi ini juga dikaitkan dengan adanya mimpi buruk dan keyakinan yang tidak sehat tentang tidur misalnya pemikiran bahwa kualitas tidur yang buruk di malam hari dalam sehari akan mengganggu kualitas tidur selama sepekan.

Bisa juga pemikiran bahwa kurang tidur akan memberikan konsekuensi yang mengerikan dan tak dapat disembuhkan sehingga menimbulkan perasaan putus asa yang seringkali dikaitkan dengan risiko bunuh diri oleh para pakar.

“Insomnia dapat mengakibatkan keputusasaan yang sangat spesifik, padahal keputusasaan itu sendiri merupakan alat prediksi yang kuat terhadap tindakan bunuh diri,” kata ketua tim peneliti W. Vaughn McCall, kepala Department of Psychiatry and Health Behavior di Georgia Health Sciences University, Augusta, AS.

Namun faktor-faktor yang berkontribusi terhadap risiko bunuh diri pada satu orang pastilah tidak sama dengan orang lain. “Bagi sejumlah pasien, saya kira gangguan tidur merupakan bagian dari profil gejalanya,” tandas McCall.

Kesimpulan itu sendiri diperoleh McCall dan rekan-rekannya setelah mensurvei 50 penderita depresi berusia 20-84 tahun dan beberapa diantaranya dirawat di rumah sakit. Hampir setiap pasien juga tengah mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan psikiatri dan 56 persen partisipan mengaku pernah melakukan percobaan bunuh diri minimal sebanyak satu kali.

Lalu peneliti mengamati tingkat insomnia partisipan berikut seberapa sering partisipan berpikir untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Tak hanya itu, partisipan juga ditanyai apakah sering mengalami mimpi buruk atau memiliki keyakinan yang tak sehat tentang pola tidur.

Dari situ peneliti menyimpulkan adanya kaitan antara insomnia dengan keinginan untuk bunuh diri: makin parah insomnia yang dialami seseorang maka makin besar keinginannya untuk melakukan bunuh diri.

“Insomnia bisa jadi penyebab sekaligus efek dari depresi, tergantung masing-masing orang. Bahkan insomnia pun dapat memperburuk depresi karena orang-orang merasa tidak bisa menemukan obat dari kondisinya atau lari dari kondisi tersebut. Akibatnya mereka jadi putus asa dan merasa hidupnya kacau karena terus mengalami insomnia dari satu malam ke malam lainnya,” simpul McCall seperti dikutip dari myhealthnewsdaily, Selasa (19/2/2013)

Untuk itu, McCall menyarankan agar penderita insomnia segera meminta evaluasi terkait gangguan kejiwaan, termasuk depresi dan risiko bunuh diri pada dokter. Mengobati gejala seperti mimpi buruk atau munculnya keyakinan yang tidak sehat tentang tidur melalui psikoterapi atau penggunaan obat-obatan tertentu disinyalir dapat mengurangi risiko bunuh diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya